anak berkebutuhan khusus berpikir panjang untuk memperlihatkan kegiatan berat kepada buah hatinya. Banyak di antara mereka yang takut menciptakan anaknya putus asa jikalau menunjukkan acara yang berat. Namun, tahukah Anda bahwa aktivitas berat (heavy work activities) dalam batasan tertentu justru mampu menunjukkan faedah bagi anak Anda?
Aktivita berat mampu menolong memaksimalkan sikap dan kemampaun atensi anak. Aktivitas berat ini membuat metode saraf bekerja dengan baik untuk dapat beradaptasi dalam banyak sekali situasi dan kondisi. Apabila membahas dilema ini, tidak terlepas dari pembahaan problem system taktil atau lebih gampangnya disebut sebagai sentuhan. Sistem taktil ialah system yang sungguh berpengaruh. Sistem ini dapat membantu anak untuk mencar ilmu perihal dunia dan mengintegrasikan wawasan tersebut pada metode lainnya. Terdapat dua tipe berita sentuhan, yaitu:
· Sistem protektif yang mengingatkan adanya potensi ancaman. Misalnya ketika tubuh dalam kondisi kedinginan bulu kuduk akan berdiri yang member aba-aba untuk segera bertindak. Contoh yang lain yaitu tangan yang hendak bereaksi dengan segera dikala menjamah permukaan yang sungguh bernafsu;
· Sistem diskriminatif mengumumkan obek perihal ukuran, bentuk, dan tektur sehingga dapat dimengerti dengan santunan penglihatan. Contohnya yakni dikala Anda dapat mendapatkan sebuah pulpen dalam tas tanpa harus menyaksikan isi tas tersebut.
Sementara itu, terdapat sistem proprioseptif yang mengirim informasi sentuhan dan menginformasikan otak tentang keberadaan setiap anggota tubuh dan posisi persendian. Cara paling efektif untuk mengaktifkannya ialah dengan melakukan acara yang di dalamnya mengandung unsure tahanan secara aktif. Nah, salah satunya yakni dengan melakukan kegiatan berat, yang mengandung komponen “menarik, mendorong, mengangkat, dan menenteng”.
Otak akan menetapkan kapan mesti bereaksi (Fasilitasi) atau menghambat reaksi (inhibisi). Proses fasilitasi dan inhibisi memengaruhi suasana dini dan sikap. Saat proses tersebut mengalami kesalahan , anak akan mengalami kesusahan untuk bertindak sesuai dengan situasi. Misalnya, dikala berada di ruang makan, anak mengalami kesulitan untuk fokus pada sajian yang hendak dikonsumsi alasannya adalah terusik oleh bunyi-bunyi lain, mirip bunyi pintu yang terbuka, perputaran kipas angin, bahkan alasannya adalah posisi duduk yang tidak nyaman. Inilah yang menyebabkan anak terlihat cukup sibuk dengan dirinya.
Proses inhibisi yang kurang mampu meningkatkan sensitivitas kepada sentuhan, pandangan, rasa dan busuk. Ini menjadikan seorang anak tampakcukup atau bahkan sungguh aktif. Kurangnya kemampuan untuk bereaksi kepada gosip sensori membuat anak terkesan gampang bosan dan kurang menggemari melaksanakan aktivitas.
Saat kesanggupan mengontrol system saraf tidak berfungsi dengan maksimal,anak akan mengalami kelambatan atau kurangnya mutu pada beberapa area perkembangan. Termasuk dalam hal ini yaitu kurangnya kesanggupan motorik bernafsu dan motorik halus, intergrasi visual motor, atensi, kematangan emosi, sikap, acuan tidur, makan, bahasa, dan pemahaman.
Sebagai contohnya yaitu pada anak dengan tingkat kewaspadaan yang rendah akan tampakhiperaktif. Namun, setelah anak tersebut dapat mencapai sebuah tingkat saat keperluan sensorinya terpenuhi, dia akan mampu berpartisipasi pada kegiatan yang dilaksanakan dan diberikan.
Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan kiamat: metode pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati. (Hal 74-76)