akibat terpapar sebuah biro lingkungan kadang-kadang terhambat oleh kesulitan mendapatkan isu yang tepat tentang takaran dan usang paparan.
Secara tradisional, dasar yang digunakan para ahli dalam melaksanakan observasi epidemiologi lingkungan antara lain yakni:
· Apakah individu telah terpapar oleh agen yang dimaksud (ya atau tidak).
· Berapa usang paparan dari biro yang dimaksud.
· Mengetahui tingkat paparan di lingkungan sekitar individu (contohnya dengan melaksanakan monitoring udara), dengan pemakaian alat berupa pengukur perseorangan, contohnya personal dust sampler.
Dalam pengertian epidemiologi, yang dimaksud dengan perkiraan ekologi adalah nilai individu di dalam sebuah kalangan atau dapat diasumsikan bahwa individu yang terpapar akan membentuk kelompok tertentu.
Manusia yang terpapar baik di lingkungan kerja atau lingkungan yang lain secara umum akan berhubungan dengan materi kimia yang kompleks. Bahan kimia tersebut akan mampu menawarkan efek pada insan yang umumnya bersifat spesifik. Dengan demikian mampu dibilang bahwa paparan oleh bahan yang kompeks akan memberian petanda yang spesifik. Hal tersebut ialah tantangan untuk menentukan petanda biologis (biological marker) balasan paparan dari bahan kimia.
Petanda biologis sebuah paparan merupakan petanda biologis yang muncul akhir terpapar oleh suatu distributor lingkungan. Petanda biologis mampu diartikan selaku suatu pergantian sel, biokimia atau melekul yang dapat diukur, dalam media biologi seperti jaringan, sel ataupun cairan badan.
Dalam menentukan asumsi paparan, pengukuran petanda biologis suatu paparan di dalam tubuh lebih menguntungkan ketimbang pengukuran yang dijalankan di luar tubuh. Diharapkan bahwa pemakaian petanda biologis sebuah paparan akan memajukan kecermatan dalam menilai paparan sebuah biro kepada individu, dan mengembangkan sensitivitas penelitian epidemiologi dalma mendeteksi relasi (terutama hubungan yang lemah) antara paparan dengan penyakit.
Paparan yang kompleks dan timbulnya petanda yang spesifik mampu diilustrasikan mirip di bawah ini.
Pada suatu observasi ditemukan hasil A yang merupaan petanda biologis spesifik dan berasal dari materi kimia spesifik dan tunggal. Hasil D ialah hasil yang tidak spesifik dan merupakan hasil daari bahan kimia yang kompleks dan merupakan keadaan yang wajar-masuk akal saja, sebab paparan yang kompleks biasanya muncul petanda biologis non spesifik. Hasil C ialah hasil pengembangan dari petanda biologis yang spesifik dan berasal dari materi kimia yang kompleks. Sebagai contoh adalah DNA-adduct akan teridentifikasi pada plasenta yang terdapat pada waktu ibu tersebut merokok.
Contoh petanda biologis yakni sebagai berikut:
1. Nonspecific Marker
Perubahan sister-cromatid dalam limfosit
Aberasi chromosome dalam limfosit
Micronuclei dalam limfosit
Mutagenesis dalam urine
Hypaxanthine-guanine phosphoribeyl transferase (HGPRT) dalam lymphocytes.
2. Intermediate Specificity
Komponen amino total dalam urine (untuk amino aromatik).
Methemolobin darah (untuk amino aromatik).
Phenol dalam urine (untuk benzene)
DNA-adducts dengan kelompok alkil (untuk alkylating agents)
3. Petanda spesifik (Specific Marker)
a. Bahan kimia yang tidak berganti dalam jaringan tubuh atau pada cairan badan/darah.
b. metabolit bahan kimia dalam jaringan badan atau dalam cairan tubuh, contohnya asam trichloroacetic dalam urine yang berasal dari trichloroethylene.
c. DNA adducts
petanda spesifik muncul bila terpapar oleh bahan kimia yang gampang terindentifikasi. Namun petanda non-Spesifik akan timbul dengan adanya paparan beragam dan tidak mampu diidentifikasi paparan bahan kimia yang bertanggung jawab
4. Target dan Media Biologi
Biotransportasi materi toksik atau xenobiotik, mencakup masuknya materi, distribusi, transformasi, dan ekskresi keluar tubuh. Di bawah ini gambaran proses biotransformasi yan menyangkut jaringan sasaran dan media biologi yang dapat dimonitor.
Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal. 106-108).