sumber daya insan berakibat konkret dalam mengorganisir sumber daya manusia dalam organisasi. Semua pertumbuhan yang terjadi dapat disimpulkan bermuara pada suatu prinsip yang sangat fundamental, yaitu bahwa insan mustahil diperlakukan sama dengan alat buatan yang lain, melainkan mesti diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Timbulnya berbagai teori motivasi pada tahun empat puluhan dengan Abraham H. Maslow sebagai pelopornya, merupakan bukti konkert. Semua teori motivasi menekankan bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang sungguh kompleks, tidak cuma menyangkut peningkatan taraf hidup dalam arti kebendaan, akan namun ada bagai keperluan lain mirip keselamatan, sosial, pretise, pengembangan diri, yang mesti dipenuhi dan dipuaskan. Dorongan yang bersifat intrinsik ketimbang aspek-faktor motivasional yang bersifat ekstrinsik. Masalah-duduk perkara keadilan, kewajaran, keinginan dan kecocokan pekerjaan dengan karakteristik seseorang ialah aspek-faktor teori kekinian wacana sumber daya insan yang semakin banyak menerima sorotan perhatian para ilmuwan. Bahkan masalah-dilema keperilakuan organisasi sekarang dibandingkan obyek analisis yang sangat penting.
Jelaskan bahwa “benang merah” yang selalu terlihat dalam pembelian perihal manajemen sumber daya insan yakni bahwa sebab insan merupakan komponen paling penting dalam setiap dan semua organisasi, keberhasilan organisasi meraih tujuan dan banyak sekali sasarannya serta kemampuannya menghadapi aneka macam tantangan, baik yang sifatnya eksternal maupun internal, sangat di tentukan oleh kesanggupan mengurus sumber daya insan dengan setepat-tepatnya.
Sumber: Siagian, Sondang P. (2016). Manajemen sumber daya insan. Jakarta: Bumi Aksara. (Hal. 39-40)