Diagnosis Tingkah Laris Gila

Terlihat dari uraian di atas bahwa nama-nama bagi tingkah laku ajaib berganti dari waktu ke waktu. Meskipun banyak sekali kemajuan dalam klasifikasi diagnostic telah timbul dan terkesan membingungkan, diagnosis atas sebuah keanehan tetap perlu ditegakkan untuk kebutuhan komunikasi ilmiah, untuk keperluan epidemiologis dan lain-lain. 

Goldman dan Foreman (dalam Goldman, 1992) mengemukakan bahwa diagnostic psikiatri mencakup tiga proses, yaitu pertama, mengorganisasi tanda-tanda-tanda-tanda, simtom-simtom, keluhan-keluhan (subjektif), serta tanda-tanda (objektif) perilaku asing yang diperoleh lewat interviu dan pengamatan dalam investigasi psikiatris. Kedua, sejumlah simtom dikelompokkkan menjadi suatu sindrom (sejumlah simtom yang kadang kala ada bersama-sama), dan pada tahanp ketiga, lewat pemeriksaan yang lebih spesifik lagi menentukan gangguan mental (mental disorder) apa yang dihadapinya. Gangguan mental merupakan penyimpanan dari teladan piker, emosi, sikap, pandangan, yang menyimpang dari sebuah norma social dan menjadikan kelemahan social (social impairment). Istilah lain yang seperti “gangguan” ialah “penyakit” atau disease. Istilah “gangguan” seperti dengan “sindrom”; namun gangguan sudah lebih spesifik daripada sindrom alasannya adalah pada gangguan , sudah diketahui penyebabnya namun tidak terlalu jelas. Istilahnya “penyakit” lebih spesifik lagi dibandingkan dengan gangguan, karena disamping sudah dimengerti penyebab yang terang, dimengerti juga perjalanan gangguan/penyakit itu. Sebagai contoh dari “penyakit” disebutkan oleh Goldman, alcohol hallucinosis, dan selaku “gangguan” yaitu gangguan bipolar afektif. 

Ada beberapa rancangan lain yang perlu dikenali untuk mendeskripsikan sebuah keadaan aneh, yakni: disfungsi, kondisi (state), dan sifat. Suatu keadaan abnormal belum tentu ialah gangguan ataupun penyakit, mungkin saja hanya merupakan sebuah keadaan yang bersifat sementara, sebuah disfungsi, adalah tidak atau kurang berfungsi salah satu kemampuan, atau lisan dari sebuah sifat kepribadian. 






Sumber: Markam, Suprapti Slamet I.I Sumarno (2003). Pengantar psikogi klinis. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). (Hal. 56-58)
LihatTutupKomentar