Bahan Polutan Partikel


Secara umum bahan pencemar (benda ajaib) masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan 2 (dua) kerusakan, yaitu kepada metaplasia goblet cell dan kerusakan lamina basalis. Kerusakan lamina menimbulkan intra sel, lisosom rusak Bahan dari luar tersebut akan mengalami phagositosis dan pinositosis. Dengan pinjaman enzim hydrolase, protease, dan lipase. Sel yang kehilangan epitel dan fibroblast akan mengalami proleferasi dan menjadikan obstruksi susukan pernpasanan berskala kecil (swall airway


Partikel yang berasal dari udara luar akan masuk ke dalam baian depan hidung (anterior) yang tidak berbulu (uncilliated) dalam hal ini badan mempunyai prosedur penolakan adalah dengan mekanisme bersin. Partikel diteruskan ke bab hidung lebih dalam yang berambut (cilliated), disini partikel mengalami deposisi (pergantian posisi). Partikel dengan diameter (Φ) lebih dari 1 (satu) mikro (m) akan mengalami impaksi dan sendiamentasi. Partikel denganukuran diameters (Φ) kurang dari 0,1 (satu) mikron (m), akan mengalami difusi. Setelah mengalami proses tersebut, partikel pada selaput lender (mukosa) hidung diteruskan ke tenggorokan atas (oharynx), terus kerongkongan (trancheo bronchial), dan kesudahannya ke bab parau yang terdalam (alveolar zone). Pada zona ini partikel akan mengalami phagositosis oleh sel makrofag, mengalami penetrasi (masuk) ke dalam kelenjar lymfe, mengalami mekanisme mucocilliar dan dikeluargkan serta merusak endotel dan akibatnya alveolus edema dan rusak. 



Partikel asap rokok berdiameter 0,5 mikron berwarna kuning kecoklatan sebab mengandung tar tembakau disedot dan masuk verbal. Asap rokok tersebut mengandung gas CO (carbon monoksida), CO2 (carbon dioksida), gas metan (CH4) asam sulfat (H2SO4), asam cianida (HCN), amoniak(NH3), asam aldehid dan formaldehide. Asap rokok tersebut mengandung tar berkisar antara 3 sasmpai 40 mg. 

Asap rokok tersebut akan menuju ke epitel bronchus yang menimbulkan pergerakan cillia menurun dan cilliar clearance menurun. Hal tersebut akan menurunkan aktivitas elveolar macrophage dan hasilnya kegiatan anti kuman akan menurun pula. 




Debu kerikil bara yang masuk ke dalam paru dan meraih alveolus akan terjadi proses hemolitik kepada erythrocyte (sel darah merah) dan meracuni sel. Namun abu batu bara tidak merubah keadaan makrofag dan makrofag tetap sehat. Dengan demikian prosedur fagositosis oleh sel mononuclear dan poly morpho nuclear (PMN) tidak terusik dan tetap baik. Oleh sebab itu, abu kerikil bara tidak mengusik fungsi paru namun merubah performa paru, yakni berwarna hitam (black lung). 


Debu silika masuk ke dalam paru dan terus digagositosis oleh makrofag, namun makrofag rusak/mati yang merangsang fibroblas dan memproduksi kollagen. Colagen membentuk nodulen dalam jaringan paru dan terjadilah fibrosisi yang menjadikan efisiensi paru menurun dan terbentuklah nodule fibrosis yang disebut sebagai penyakit silikosis. 


Salah satu bentuk bubuk asbestos di alami adalah bentuk fiber (serabut asbes). Serabut dengan bentuk yang panjang memiliki potensi sebagai materi iritan yang kuat, sedangkan serabut yang pendek lebih gampang terkumpul dalam bentuk kapsul dan mudah pula melakukan penetrasi ke dalam paru. Di dalam paru asbestos tersebut di deposit dalam cavum pleura, adalah selaput yang menyelubungi organ paru dan abestos tersebut akan mengalami fagositosis oleh sel makrofag. Asbestos yang mengalami fagositosis tersebut berkemampuan untuk menjadi fibrogenic agent (distributor yang bisa menyebabkan fibrotik) dan menstimulasi sel fibroblast. Salah satu karenanya ialah sel fibroblast mengalami proliferasi (penyebaran) yang akan memproduksi kolagen dan apabila penyebaran tersebut cukup jago, akan terbentuklah fibrosis yang difffuse (fibrosis menyeluruh), inilah yang disebut selaku penyakit asbestosis. Akibat lain dari stimulasi fibrogenic agent yaitu terjadilah hiperplasia fibroblast yang mampu berpeluang selaku karsinogen (materi pemicu kanker) yang menimbulkan timbulnya bronchogenic carsinoma (kanker paru tipe bronchogenik) dan mesothelioma (kanker paru pada mesothel) 


Bahan polutan partikel yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami fagositosis. Mekanisme fagositosis itu sendiri cukup rumit dan melibatan banyak proses serta beberapa unsur tubuh yang terlibat, sehingga perlu dijelaskan lebih lanjut. 

Partikel yang mengalami proses fagositosis dapat melalui 2 (dua) jalur, yakni jalur pertama: partikel ditangkap oleh plasma membran yang diselimuti oleh isurfactan untuk membantuk proses fagositosis oleh alveolar makrofag. Jalur kedua: partikel yang masuk tubuh ddapat memajukan membran sel kepada ion natrium mengakibatkan sel mengalami depolarisasi dan mengeluarkan io kalsium. Selanjutnya akan merangsasng terjadinya kontraksi mikrofilamen dan mempesona plasma membran yang akhirnya terjadi proses fagositosis. 



Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 69-74)
LihatTutupKomentar