Efektivitas Sel Sebagai Barier

Ada beberapa barrier/pembatas pada kawasan konferensi (junction) antara sel. Jika junction sel mengandung, menimbulkan menjadi jalan yang gampang bagi zat toksik untuk memasuki sel atau organ. Untuk barrier antara darah dan otak, dihubungkan oleh sel endotel dan xenobiotik yang bersifat lipofilik (mudah larut dalam lemak) akan dengan mudha melintasi endolial dan memasuki jaringan otak.

Bayi tidak memiliki ikatan yang berpengaruh antar sel sehingga lebih sensitive kepada zat toksik dibandingkan pada orang cukup umur. Walaupun plasenta mempunyai barier yang bersahabat, namun materi yang bersifat lipotilik akan namun mampu melintasinya.

Bahan toksik pestisida yang bersifat lipofilik akan dengan gampang melintasi barier pada glandula mama sehingga dengan gampang pula pestisida akan masuk ke dalam air susu yang mengandung 1% lemak. Namun saat xenobiotik berada dalam air susu, ginjal tidak mampu untuk mengeksresikannya dan satu-satunya jalan keluar yakni melalui bayi. Jaringan lemak merupakan jaringan yang miskin dengna vaskularisasi darah, yang berakibat pada adanya perbedaan tangkapan materi zenobiotik dengan jaringan lain.

Radistribusi Bahan Xenobiotik

Bahan xenobiotik diredistribusi tergantung waktu. Bahan xenobiotik muncul (Pb) yang diserap melalui kuliner akan diresitribusi ke jaringan lain. Redistribusi logam akan lebih mudah ke jaringan yang kaya vaskularisasi (jaringan lunak), daripada redistribusi ke jaringan keras (tulang).

Resirkulasi Enterohepatik

Resikulasi enterohepatik pada dasarnya mengacu pada resikulasi materi xenobiotik dengan empedu dalam liver menuju ke usus kecil (intestin) dan memiliki potensi diserap ke dalam peredaran darah. Sebagai pola, yakni pada karyawan pabrik kepone didapatkan kadar bahan xenobiotik yang cukup tinggi balasan paparan secara kontinyu pada dosis rendah selama hari kerja (8 Jam per hari).







Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 22-23)
LihatTutupKomentar