Lahirnya “Gerakan Administrasi Ilmiah”

Revolusi Industri yang lahir di Inggris telah “menjalar” ke banyak sekali bagian dunia pada perlulaan kala ke dua puluh ini, terutama ke Eropa daratan dan ke Amerika Utara. Salah satu manifestasinya ialah didirikannya kian banyak perusahaan besar yang bergerak dalam aneka macam acara perekonomian, termasuk industri, pertambangan dan jual beli. Perkembangan demikian telah menunjukkan efek yang sungguh besar lengan berkuasa pada kemajuan manajemen pada umumnya dan administrasi sumber daya manusia pada khususnya. Dua penggerak utama yang selalu disebut dalam semua literatur perihal administrasi yaitu Frederick W. Taylor di Amerika Serikat dan Henri Fayol di Perancis. Kedua pencetus tersebut yakni sarjana teknik. Taylor melakukan pekerjaan di pabrik baja dan Fayol di tambang kerikil bara. 

Dengan pengalaman berkarya di perusahaan demikianlah mereka menciptakan karya-karya tulis yang bahkan hingga kini banyak dipakai seabgai materi referensi dalam mempelajari teori manajemen, termasuk teori manajemen sumber daya insan

Tanpa mengetahui paa yang dijalankan oleh orang lain, ternyata karya kedua pelopor terebut saling isi mengisi. Taylor melihat gerakan administrasi ilmiah sebagai usaha meningkatkan efisiensi dan produktivitas para buruh. Hal itu dilakukannya lewat observasi yang menciptakan apa yang lalu dikenal dengan “time and motion study”. Intinya terletak pada analisis yang menunjukkan bahwa pemborosan sering terjadi dalam acara berproduksi alasannya adalah para pekerja membuang waktu yang tak sedikit alasannya gerakannya yang tidak efisien. Di lain pihak, Fayol menyaksikan bahwa perusahaan tambang tempatnya berkarya nyaris mengalami kehancuran alasannya kekurangan mampuan para manajer, tergolong manajer puncak dalma melakukan peran masing-masing. Ketika pada akhirnya Fayol mendapatkan kesempatan memecahkan aneka macam masalahmanajerial. 

Akan namun bila disimak secara cermat, terlihat bahwa pada permulaan pertumbuhannya, gerakan administrasi ilmiah lebih menyinari peningkatan efisensi pada produktivitas para pekerja dalam memakai mesin-mesin yang mahal dan bukan pada perlakuan pada pekerja yang tepat dengan harkat dan martabatnya. 






Sumber: Siagian, Sondang P. (2016). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara. (Hal. 37-38)
LihatTutupKomentar