Sekilas Perihal Kemajuan Manajemen Sumber Daya Insan

administrasi sumber daya manusia pun harus sungguh peka kepada banyak sekali perubahan yang terjadi sekitar organisasi sebab perubahan yang terjadi itu akan menyebabkan barbagai jenis tantangan yang mesti dihadapi dan diselesaikan dengan baik. 

Berbagai jenis tantangan yang harus dihadapi dalam administrasi sumber daya insan mampu bersifat eksternal, organisasional maupun profesional. 

Pemahaman ihwal hakikat banyak sekali jenis tantangan tersebut dan penemuan aneka macam teori selaku instrumen menghadapinya secara efektif perlu dikaitkan dengan perspektif sejarah. Artinya mesti diakui bahwa bidang manajemen sumber daya insan bukanlah merupakan hal yang muncul dengan secara tiba-tiba. Sejrah sudah pertanda bahwa telah sejal usang insan hidup berorganisasi walaupun belum pernah seintensif kini ini. Berarti telah sejak lama pula administrasi sumber daya insan diterapkan. 

Penelurusan kasual memperlihatkan bahwa selama ribuan tahun jarang didapatkan organisasi di tampang bumi ini, kecuali organisasi keagamaan dan pemerintah. Di bidang ekonomi, misalnya dalam acara pertanian, jual beli dan produksi, sentra aktivitas adalah keluarga. Dalam kondisi demikian pastinya tidak terasa kebutuhan untuk membentuk satuan kerja yang secara khusus mengelola sumber daya insan. 

Perubahan besar terjadi berkat banyak sekali temuan teknologikal, mirip penemuan mesin uap oleh James Watt dan aneka macam temuan lainnya yang pada gilirannya mengganti secara dramatik metode berproduksi dan berorganisasi. Tonggak sejarah yang teramat penting dalam relasi ini yaitu timbulnya Revolusi Industri I di Inggris yang tidak cuma mengganti caa berproduksi, akan tetapi juga menuntut penanganan sumber daya insan yang berlawanan pabrik tekstil, tambang dan banyak sekali pabrik yang lain memungkinkan bikinan barang tertentu secara besar-besaran dengan memperkerjakan tenaga insan dalam jumlah yang besar. 

Seperti sudah disinggung di paras , para pemilik modal yang mesti membeli perlengkapan yang mahal di satu pihak, di pihak lain mudahnya menemukan tenaga kerja saat dia cenderung berakibat pada perlakuan manusia yang tidak sesuai dengan harkat dan martabatnya. 

Memang tidak dapat disangkal bahwa ada pula para pemilik perusahaan pada waktu itu menyadari bahwa dengan makin meningkatnya mekanisasi buatan, tidak bisa tidak perhatian yang wajar harus diberikan pula pada sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Akan tetapi sorotan perhatian pada waktu itu – ialah sekitar simpulan masa ke sembilan belas – yakni khususnya pada faktor penghasilan dalam arti upah dan honor para karyawan, bukan pada perlakuan yang manusiawi dalam arti luas sebuah hal yang menjadi sorotan utama dari administrasi sumber daya insan sekarang ini. Para manajer yang mengambil sikap demikian mengangkat seseorang yang saat itu dikenal dengan istilah “sekretaris kesejahteraan.” Tugas utama dari sekretaris kesejahteraan itu yaitu memikirkan cara-cara perumusah keperluan ekonomi para pekerja dan menghalangi jangan sampai para pekerja terebut membentuk serikat-serikat pekerja (buruh). Pada waktu itu pun sudah mulai terlihat dan dinikmati bahwa para pekerja membutuhkan tunjangan dalam penanganan aneka macam masalah yang berkaitan dengan kekaryaan mereka seperti pendidikan, perumahan dan kesehatan. Dengan lahirnya banyak organisasi yang berukuran besar, para manajer puncak mereka bahwa mereka tidak lagi bisa dan tak memiliki waktu untuk menangani sendii masalah-persoalan kesejahteraan pada pekerja dan untuk itulah sekretais kesejahteraaan diangkat. Jadi mampu dibilang bahwa para sekretaris kemakmuran itulah yang menjadi 
“aktivis” keberadaan tenaga-tenaga spesialis dalam manajemen sumber daya manusia









Sumber: Siagian, Sondang P. (2016). Manajemen sumber daya insan. Jakarta: Bumi Aksara. (Hal.35-37)
LihatTutupKomentar