kognitif secara eksplisit memasukkan edukasi klien ihwal pendekatan kognitif ke dalam peran mereka. Dengan kata lain, terapi kognitif kadang kala berfungsi selaku guru bagi klien. Sebagai pola, mereka mungkin memakai kombinasi antara diskusi, teks dan bacaan untuk menerangkan terhadap klien wacana perbedaan antara versi (peristiwa secara pribadi menciptakan perasaan) dan tiga-langkah yang lebih diminati (kognisi memperantarai insiden dan pikiran) untuk mengetahui sumber-sumber fikiran kita. DI samping itu, mereka melatih klien untuk mengenali anggapan-asumsi tidak logis, melekatkan label pada fikiran-fikiran tersebut, dan melacaknya di dalam suatu bercita-cita biar klien karenanya mampu menggunakan pelajaran yang mereka petik untuk mengajari dirinya sendiri, dan bukan terus bergantung pada pengajar (Beck, 1995; Olatunji & Feldman, 2008)
Sumber: Pomerantz, A. M. (2014). Psikologi klinis: Ilmu wawasan, praktik dan budaya (3rd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Hal 445 – 446)