Macam-Macam Penduduk (Community)

Dalam menyelenggarakan klasifikasi terhadap masyarakat lokal (community) dapat dipergunakan empat persyaratan yang saling berafiliasi, yakni

  1. Jumlah penduduk;
  2. Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk kawasan pedalaman;
  3. Fungsi-fungsi khusus dari penduduk lokal terhadap seluruh penduduk ;
  4. Organisasi penduduk setempat yang bersangkutan.

Kriteria tersebut di atas dapat dipergunakan untuk membedakann antara bermacam-macam jenis community.

Secara garis besar bahwa community mampu dibagi menjadi penduduk sederhana dan penduduk moden.

1) Masyarakat Sederhana

Masyarakat sederhana jika ketimbang masyarakat yang kompleks yang tampakkecil, organisasinya sederhana sedangkan orangnya tersebar. Kecilnya penduduk tadi disebabkan oleh kemajuan teknologi yang lambat, pengangkutan dan relasi yang lambat, memperkcil ruang lingkup kekerabatan dengan masyarakat lain, teknik berburu dan mengerjakan tanah secara sederhana, serta memperkecil kemungkinan menyelenggarakan eksploitasi.

Kepadatan masyarakatsangat tipis dan berpindah-pindahnya masyarakat. Karena tergantung pada kesuburan tanah dan hewan-hewan yang dikejar menyebabkan mereka mendiami wilayah yang relative sungguh luas walaupun teknik komunikasi masih sederhana. Sosialisasi dari individu-individu lebih mudah alasannya hubungan yang bersahabat antara warga masyarakat lokal yang sederhana. Kesetiaan dan pengabaian kepada kelompoknya sangat kuat karena hidupnya tergantung pada kelompoknya. Bahkan mereka merasa bahwa masih ada ikatan keluarga antarmereka.

Dengan adanya pengaruh-dampak dari luar, penduduk yang sederhana tadi mulai mengenal aturan ilmu pengatahan, metode pendidikan, dan lain-lain.

2) Masyaraakt Modern

a) Masyarakat pedesaan (rural community)

Dalam penduduk pedesaan antara anggota yang satu dengan lainnya mempunyai relasi yang lebih erat dan lebih mendalam daripada hubungan mereka dengan warga penduduk pedesaan yang lain di luar batas wilayahnya. Sistem kehidupan lazimnya berkelompok atas dasar metode kekeluargaan. Penduduk penduduk pedesaan kebanyakan hidup dari pertanian. Walaupun terlihat ada tukang kayu, tukang genting, dan tukang watu bata, dan lain-lain. Akan namun, inti pekerjaan penduduknya adalah pertanian. Dalam masyarakat pedesaan tidak akan dijumpai pembagian kerja menurut pad ausia, mengingat kemampuan fisik masing-masing dan juga atas dasar perbedaan kelamin.

Umumnya pada penduduk pedesaan golongan orang bau tanah memegang peranan penting. Orang-orang akan meminta hikmah pada mereka kalau terdapat kesusahan. Kesukarannya yaitu bahwa kelompok orang-orang ini sungguh berpegang teguh pada tradisi yang kuat sehingga susah untuk menyelenggarakan pergantian yang konkret. Dalam penduduk pedesaan, rasa persatuan yang erat menimbulkan saling mengenal dan saling membantu yang dekat. Apabila ditinjau dari sudut pemerintahannya maka hubungan dengan penguasa berlangsung secara tidak resmi. Segala sesuatunya didasarkan atas musyawarah. Di samping itu alasannya tidak ada pembagian yang tegas semua penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sama kekali tidak dapat dipisahkan atau paling tidak sukar untuk membedakannya. Pendeknya, segala sesuatu disentralisasikan pada diri kepala desa tersebut.

b) Masyarakat perkotaan (urban community)

Pengertian “kota” disini terletak pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri kehidupannya yang berlawanan dengan penduduk pedesaan.

Warga masyarakat kota dalam pemenuhan keperluan sangat berlawanan-beda dengan penduduk pedesaan. Kalau masyarakat pedesaan lebih mementingkan kebutuhan pokok seperti masakan, pakaian, dan perumahan, kebutuhan hidup orang kota sungguh berhubungan dengan pandangan penduduk sekitarnya. Dalam pemenuhan keperluan hidup terlihat adanya pembedaan evaluasi, orang desa menganggap makanan sebgai kebutuhan sosial. Demikian juga dalam hal lainnya, jauh berlawanan dengan masyarakat pedesaan.

Beberapa ciri lain yang mencolokpada masyarakat kota antara lain sebagai berikut

  1. Kehidupan keagamaan menyusut jika daripada didesa.
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengorganisir dirinya sendiri tanpa mesti bergantung pada orang lain.
  3. Pembagian kerja antara lain warga kota lebih tegas dan memiliki batas yang faktual.
  4. Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh.
  5. Biasanya menganut jalan asumsi yang rasional.
  6. Adanya pembagian waktu alasannya adalah adanya jalan kehidupan yang serba cepat.
  7. Perubahan sosial tampak dengan kasatmata alasannya adalah lazimnya terbuka dalam menerima dampak dari luar.







Santoso S. (2004). Dinamika golongan (Rev. ed.). Jakarta: PT Bumi Aksara. (Hal 85-87)
LihatTutupKomentar