Pemahaman Perencanaan Sumber Daya Insan

tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang sempurna pada waktu yang tepat, kesemuanya dalam rangka pencapaian tujuan dan banyak sekali target yang telah dan akan ditetapkan. Kata kunci dalam pemahaman di atas ialah “tepat”. Tepat dalam relasi ini mesti dilihat secara konekstual dalam arti dikaitkan dengan tiga hal, ialah: 

  1. penuaian keharusan sosial organisasi, 
  2. pencapaian tujuan organisasi, dan 
  3. pencapaian tujuan-tujuan langsung para anggota organisasi yang berasangkutan. 

Tuntutan menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana sumber daya insan dengan baik tampakleihjelas lagi kalau diingat bahwa dalam usaha meraih ke tiga hal tersebut di atas, setiap organisasi dihadapkan kepada banyak sekali aspek yang berada di aluar kesanggupan organisasi untuk mengendalikannya. 

Suatu perusahaan pelayaran samudera, contohnya, tidak dapat mengendalikan harga bahan bakar yang diharapkan dan digunakannya, mungkin dalam jumlah yang besar bila armada kapal yang dimiliki dan dioperasikannya besar pula. Pengusaha yang bersangkutan juga tidak dapat berbuat banyak mengenai fluktuasi harga berbagai sparepart yang diperlukannya. Di samping faktor-faktor yang bersifat ekonomi tersebut, masih banyak lagi aspek lain, seperti contohnya tingi rendahnya tarif yang boleh dikenakan, tratek yang didedikasikan bagi dan lain sebagainya yang tidak boleh tidak harus dipertimbangkan alasannya adalah akan mempunyai pengaruh tertentu pada penyusunan rencana sumber daya insan. 

Demikian pula halnya dengan seorang industriawan yang perusahaannya menghasilkan produk tertentu. Harga-harga bahan mentah atau bahan baku yang diperluannya, yang diperoleh dari berbgai pemasok, tidak mungkin ditentukan secara sepihak oleh industriawan yang bersangkutan. Demikian pula harga mesin-mesin yang diperlukan dalam proses produksi, yang bahkan mungkin mesti diimpor dari luar ngeri karena belum diproduksi di dalam negeri, beraa di luar kemampuan penguaha yang bersangkutan untuk mengendalikannya. Dalma memaarkan dan memasarkan hail produksinya pun, penentuan tingkat harga produk tersebut tidak produksinya pun, penentuan tingkat harga produk tersebut tidak sepenuhnya berada dalam pengendalian pebisnis yang bersangkutan, kecuali ia beraa pada posisi monopoli yang diktatorial. Situasi pasar, jenis, bentuk dan intensitas persaingan yang ada, selera pelanggan serta budi pemerintahmerapakan hal yang mau tidak mau harus diperhatikan. Hal-hal tersebut pun kuat pada perenanaan sumber daya manusia. 

Hal senada dapat dibilang tentang organisasi yang menciptakan jasa. Tidak akan mampu disangkal bahwa setiap organisasi ingin meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya alasannya dengan demikian organisasi yang bersangkutan akan lebih bisa mewujudkan laba yang lebih besar dan dengan demikian pula makin mampu memantapkan keberadaannya. Salah satu cara yang mampu dan umumnya ditempuh yakni dengan mempergunakan perkembangan yang diraih dalam bidang teknologi, mirip mesin-mesin otomatik dan komputerisasi berbagai kegiatannya. Pimpinan organisasi penghasil jasa yang bersangkutan tiak bisa berbuat banyak perihal harga-harga alat-alat canggih yang diperlukannya itu kecuali sekedar melaksanakan negosiasi guna menemukan mesin-mesin tersebut dengan mutu yang setinggi mungkin, harga yang rendah, jadwal penyerahan sesui komitmen antara pembeli dan pedagang , jasa purna jual yang dapat mengemban amanah dan hal-hal lain yang biasanya disepakati dalam setiap transaksi jual beli. 

Dari teladan-contoh di muka tampakdengan terang bahwa dalam bidang apapun suatu organisasi bergerak, dia harus selalu bersikap proaktif. Artinya, mempunyai daya atau kesanggupan antisipatif yang tinggi menghadapi masa depan yang selalu mengandung ketidakpastian perilaku proaktif dan antisipatif demikian dituntut bukan cuma dan bahkan tidak utamanya menyangkut perencanaan acara-aktivitas fungsional, yang bagi organisasi niaga antara lain mempunyai arti perencanaan buatan, strategi penjualan atau perencanaan kegaitan penjualan, akan tetapi juga yang menyangkut perencanaan aktivitas penjualan, akan tetapi juga menyangkut perencanaan sumber daya manusia. Penekanan ini penting karena mirip sudah dikemukakan dalam Bab I, manajemen sumber daya manusia – termasuk perencanaannya – sering kurang mendapat perhatian mengingat sifat kegiatannya selaku penunjang kegaitan pokok. Pada hal sebetulnya bersifat sungguh menentukan bagi keberhasilan organisasi yang bersangkutan. 

Berarti bahwa penyusunan rencana sumber daya insan tidak mampu di percaya hanya terhadap tenaga-tenaga profesional yang mengatasi dilema-duduk perkara kepegawaian saja, melakukan harus melibatkan para manajer yang memimpin satuan-satuan kerja yang mengadakan fungsi utama. Keterlibatan itu sungguh penting, bahkan mutlak, sebab seperti telah ditekankandi tampang, setiap manajer pada dasarnya yaitu manajer sumber daya manusia juga. Dengan demikian mampu dibilang bahwa alasannya salah satu fungsi organik yang mutlak diselenggarakan oleh setiap manajer yaitu penyusunan rencana, fungsi tersebut harus pula mencakup penyusunan rencana sumber daya manusia untuk satuan kerja yang dipimpinnya melakukan pekerjaan sama dengan para tenaga seorang ahli yang terdapat dalam satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia dalam organisasi sebagai keseluruhan. 





Sumber: Siagian, Sondang P. (2016). Manajemen sumber daya insan. Jakarta: Bumi Aksara. (Hal. 41-44)
LihatTutupKomentar