Teori Persimpangan Kreativitas

Gambar 4.1 Konsep Persimpangan Kreativitas (Sumber: T.M Amabile. 1989. Glowing Up Creative . New York: Crow Publ. h. 63)
Dalam membantuk anak merealisasikan kreativitasnya, anak perlu dilatih dalam keahlian untuk berbagi talenta atau talenta mereka. Pendidikan utamanya orangtua perlu menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan kemampuan inovatif anak, serta menawarkan sarana – prasarana. Tetapi ini tidak cukup. Disamping perhatian, dorongan dan pembinaan dari lingkungan, perlu ada motivasi intrinsik pada anak. Minat anak untuk melakukan sesuatu mesti berkembang dari dalam dirinya sendiri.

Keberhasilan inovatif yakni persimpangan (Intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (Domain skills), kemampuan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsic, juga disebut motivasi internal (Amabile, 1989). Motivasi intrinsik sebagaimana telah dikemukakan yakni motivasi yang tumbuh dari dalam, berlainan dengan motivasi ekstrinsik yang ditimbulkan dari luar, oleh lingkungan, lihat Gambar 4. 1.

Contoh:

Motivasi intrinsik untuk menulis misalnya adalah:
  1. Jika atas keinginan dan prakarsa sendiri anak mau melakukan suatu aktivitas.
  2. Jika anak senang melakukan kegiatan menulis tanpa disuruh.
  3. Jika anak mengalami kepuasan dengan melaksanakan aktivitas menulis.
  4. Jika laba materiil tidak menjadi alasan utama untuk menulis.

Motivasi ekstrinsik untuk menulis contohnya yakni:

  1. Jika anak menulis alasannya adalah didorong atau disuruh orangtua dan guru.
  2. Jika anak mengharapkan penghargaan untuk karyanya.
  3. Jika anak tanpa dorongan atau penghargaan anak tidak bahagia melaksanakan kegiatan menulis.
  4. Jika anak menulis terutama karena mencari keuntungan materiil atau finansiil.





Sumber: Kreativitas & Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Prof. Dr. S. C. Utami Munandar (Hal 110 – 111)
LihatTutupKomentar