Tugas Orangtua Bagi Anak Autis


Banyak hal yang mampu dan harus dilakukan orangtua anak autis. Pertama, memastikan diagnosis, sekaligus mengetahui ada tidaknya gangguan ini pada anak untuk ikut diobati. Pilihlah dokter yang kompeten. Umumnya, yakni dokter anak yang menanggulangi autisme, dokter saraf anak, dan dokter rehabilitasi medik.

Idealnya, orangtua harus membina komunikasi dengan dokter. Hal ini dikarenakan kerjasama orangtua dengan dokter, keterbukaan orangtua perihal kondisi anak, dan kesediaan mengikuti aneka pengobatan atau treatment yang direkomendasikan akan mensugesti perkembangan anaknya dan merupakan syarat mutlak.

Komunikasi yang baik antara dokter dengan orangtua terlihat dari kemampuan orangtua mendapatkan isu mengenai kondisi anak. Makara, pada dikala berobat bukan hanya tiba, anak diperiksa, diberi resep obat, lalu pulang. Jika itu yang terjadi maka waktu dan biaya yang dikeluarkan akan sia-sia.

Carilah dokter lain yang mampu mengetahui penyakit anak jikalau orangtua menganggap dokter kurang kooperatif atau tidak memperlihatkan konsultasi mencukupi. Jangan fanatik pada satu dokter alasannya adalah tidak selamanya seorang dokter benar secara mutlak. Jika kondisi ini terjadi, bukan tidak mungkin orangtua akan buta pada apa yang terjadi pada anaknya.

Hal yang tidak kalah penting adalah jangan bohongi doker ketika konsultasi, misalnya menutup nutupi salah satu tanda-tanda yang dialami anak. Kejujuran orangtua dalam menceritakan kondisi keseharian anak akan sungguh membantu dokter mengecek keadaan anak yang dapat menghipnotis pertumbuhan anak.

Orangtua juga harus memperkaya pengetahuannya perihal autisme, utamanya wawasan mengenai terapi yang tepat dan sesuai dengan anak. Hal ini sangat penting karena fasilitas terapi di Indonesia masih sungguh terbatas dan ahlinya pun masih langka. Selain itu, orangtua juga perlu menguasai terapi alasannya adalah orangtua selalu bersama anak, sedangkan pengajar atau terapis hanya sesaat dan saling bergantian. Berdasarkan pengalaman beberapa andal autisme di Jakarta, orangtua yang ikut melakukan terapi secara intensif terhadap anaknya, akan memperoleh hasil me-muaskan, anak menawarkan kemajuan sangt pesat. Sebelum terapi dimulai, perlu diinformasikan bahwa orangtua juga terlibat dan tidak ada terapi yang dijalankan tanpa persetujuan orangtua. Dan pertemuan berkala antara orangtua dengan terapis untuk mengeluasi program maupun terapi itu sendiri.

1. Apakah orangtua bertanggung jawab atas keadaan anak yang tidak wajar ?

Orangtua sering merasa bertanggung jawa atas keadaan anaknya. Ketika anak dinyatakan tidak wajar , rasa bersalah sungguh besar, dan melumpuhkan. Padahal, terkadang penyebabnya di luar kontrol.

Perasaan bersalah sangat berpengaruh jika salah satu atau kedua orangtua pernah menyatakan belum ingin punya anak. Orangtua mirip ini, perlu diyakinkan terus bahwa mereka tidak bersalah. Rasa bersalah tidak akan baik risikonya bagi Anda, pasangan, dan anak Anda. Daripada memusatkan energi untuk itu, lebih baik memusatan perhatian pada langkah positif untuk menciptakan abad depan anak dan keluarga seharusnya mungkin.

2. Bagaimana mengatasi rasa marah?

Anda bolehlah marah alasannya harapan Anda wacana anak yang ideal, berantakan. Anda boleh iri pada sahabat-sobat yang mempunyai anak wajar , kecewa pada dokter, pasangan, juga pada bawah umur lain yang wajar . Terimalah kemarahan Anda, namun kenali ini bukan emosi produktif.

3. Bagaimana kalau ada perasaan kecewa dan kurang menyayangi anak?

Biasanya, penolakan akan berangsur-angsur menjadi penerimaan dan risikonya mengasihi jikalau orangtua dapat melepaskan gambaran ideal perihal anak.

Mulailah berinteraksi dengan anak, mirip menyanyikan lagu, memeluk, mengusap dan menciumnya. Hal ini akan membantu tumbuhnya cinta, juga membantu Anda mendapatkan kesempatantersembunyi pada dirinya.

Jika dengan berjalannya waktu Anda belum juga merasa dekat dengan anak, lakukan konseling atau bergabunglah dengan orangtua yang bernasib sama.

4. Apa yang mesti saya katakan pada orang lain dan keluarga besar?

Banyak orang kehilangan kata-kata dan bingung harus berkomentar apa kalau menyaksikan anak Anda bertingkah abnormal dan tidak wajar . Hal itu wajar. Jika Anda mampu, jelasskan yang sebetulnya. Katakan meski anak ini tidak sesuai cita-cita, Anda akan tetap mencintainya, dan berharap mereka juga demikian. Jika Anda tidak sanggup, Anda bisa bersikap acuh saja. Jangan merasa buruk, sebab pada waktunya, Anda mampu merasa lebih baik ketika menghadapinya.

Langkah terbaik supaya keluarga besar dapat menerima kondisi anak Anda yaitu Anda bisa mendapatkan keterbatassan keadaan anak Anda. Sesekali ajak keluarga ikut berkonsultasi ke dokter atau ke daerah terapi supaya mereka tahu lebih terang. Bersikaplah seolah tidak ada problem dengan lingkungan. Kalau ini Anda kerjakan, otomatis keluarga besar pun akann menerimanya.

5. Bagaimana membangun emosi dan mental Orangtua?

Bergandengan tanganlah dengan pasangan Anda, mintalah santunan dari lingkungan terdekat, dan dekatkan diri pata Tuhan YME. Agama akan banyak membantu Anda secara emosi, dan menilai anak yaitu anugerah dan titipan Tuhan. Banyak orangtua yang alhasil menyadari banyak pesan tersirat dalam kehidupan yang mereka dapatkan dengan memiliki anak autis.







Sumber: Danuatmaja B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi. (Hal. 9-13)
LihatTutupKomentar