Kelemahan pendekatan client – centered terletak pada cara sejumlah praktisi menyalahtafsirkan atau menyederhanakan perilaku – sikap sentral dari posisi client – centered. Tidak semua konselor bisa mempraktekkan terapi client – centered, alasannya banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat yang melandasinya. Banyak pengikut Rogers yang berusaha menjadi tiruan dari Rogers sendiri dan salah mengartikan sejumlah desain dasar Rogers. Mereka menghalangi lingkup balasan dan gaya konseling mereka sendiri pada refleksi – dan mendengar secara empatik. Tentu saja, mendengarkan klien secara sangat – sangat, merefleksikan dan mengomunikasikan pengertian terhadap klien, mempunyai nilai. Akan tetapi, psikoterapi lebih dari itu. Barangkali memang mendengar dan mencerminkan merupakan prasyarat bagi pembentukan hubungan terapeutik. Akan namun, mendengar dan merefleksikan jangan dikacaukan dengan terapi itu sendiri.
Satu kekurangan dari pendekatanclient – centered yaitu adanya jalan yang menyebabkan sejumlah praktisi menjadi teralalu terpusat pada klien sehingga mereka sendiri kehilangan rasa selaku pribadi yang unik. Secara paradox, terapis dibenarkan berkonsentrasi pada klien hingga batas tertentu sehingga menetralisir nilai kekuatannya sendiri sebagia pribadi dan kepribadiannya kehilangan pengaruh. Terapis perlu menggarisbawahi kebutuhan – keperluan dan maksud – maksud klien dan pada saat yang serupa bebas menjinjing kepribadiannya sendiri ke dalam pertemuan terapi.
Kaprikornus, orang bisa memiliki kesan bahwa terapi client – centered tidak lebih dibandingkan dengan teknik mendengar dan mencerminkan. Tetapi client – centered berlandaskan sekumpulan sikap yang dibawa oleh terapis ke dalam konferensi dengan kliennya dan lebih dari mutu lain yang manapun, kesejatian terapis memilih kekuatan korelasi terapeutik. Apabila terapis menyembunyikan identitas dan gayanya yang unik dengan suatu cara yang pasif dan nonderektif, beliau mampu jadi tidak akan merugikan klien, tetapi mampu jadi juga tidak akan sungguh – sungguh mampu mensugesti klien untuk sebuah cara positif. Keotentikan dan keserasian terapis demikian vital sehingga terapis yang berpraktek dalam kerangka client – centered harus wajar dalam bertindak dan mesti mendapatkan sebuah cara mengungkapkan reaksi – reaksinya terhadap klien. kalau tidak demikian, maka kemungkinan yang konkret yaitu terapi client – centered akan dikecilkan menjadi sebuah corak kerja yang ramah dan kondusif, tetapi membuahkan hasil.
Sumber: Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey (Hal 112 – 113)