Faktor Efek Xenobiotik Dalam Tata Cara Biologi Badan Insan


1. Faktor paparan (Exposure

Paparan (Exposure) terjadi lazimnya sebelum suatu efek mampu dihubungkan dalam suatu bahan xenobiotik. Namun pada kebanyakan kasus sebuah paparan lazimnya dari macam materi xenobiotik tertentu. 

Dugaan kemungkinan terjadinya paparan dimulai dalam kegiatan mengidentifikasi sifat spesifik dari paparan yang berhubungan dengan faktor selaku berikut, ialah: 

a. Media yang secara terperinci terkotori oleh bahan xenobiotik 

b. Media yang menjadi sumber paparan terhadap organisme. 

c. Laju dan arah paparan yang terjadi. 

d. Respon terhadap paparan, apakah terjadi penarikan atau penolakan. 


2. Faktor organism hidup menghadapi paparan 

Pada fase masuknya bahan xenobiotik ke dalam tubuh makhluk hidup, fase tersebut dinamakan fase toksikokinetik. Pada fase tersebut terjadi beberapa hal selaku berikut: 

a. Bahan xenobiotik masuk badan makhluk hidup lewat terusan pernapasan (Inhalasi), jalan masuk pencernaan (ingestion) dan kontak dengan kulit (skin contact

b. Bahan xenobiotik diabsorpsi oleh tubuh. 

c. Bahan xenobiotik diakumulasi oleh badan. 

d. Bahan xenobiotik diekresi oleh tubuh. 


3. Faktor dampak materi xenobiotik kepada makhluk hidup. 

Fase timbulnya efek bahan xenobiotik terhadap makhluk hidup sampai hadirnya gejala akhir paparan disebut selaku fase toksikodinamik. 


4. Faktor berhubungan dengan paparan, yang berafiliasi dengan unsur eksternal. 

Biasanya dosis dinyatakan dalam satuan mg/kg dan didasarkan pada studi percobaan hewan; Proses ekstrapolasi kepada manusia dipakai satuan ยต/kg, ppm maupun ug/ml pada suasana yang sempurna. 


5. Faktor ukuran pertikel, bentuk fisik, dan pengaruhnya kepada bioavailabilitas 

Jika sebuah bahan berupa kristal dan kristal tersebut tidak terlarut dengan segera maka dosis akan lebih kecil untuk kristal yang gampang larut. 

6. Faktor fase pemaparan yang bersumber pada masakan. 

Makanan berserat yang disantap hewan dan struktur alat pencernaan mempunyai imbas terhadap bioavailabilitas. Karnivora (hewan pemakan daging) mempunyai alat pencernaan yang relatif pendek sehingga memiliki kala perembesan yang lebih singkat. Dengan demikian maka hewan yang memiliki alat pencernaan yang panjang kemungkinan polutan yang terserap akan lebih besar. 


7. Faktor metabolisme pra-peresapan 

Proses metabolisme dapat terjadi dalam alat pencernaan binatang dan insan. Dalam alat pencernaan insan didapatkan populasi basil/mikroorganisme yang bisa mengganti bentuk kimia suatu bahan. Sebagai pola yaitu sebuah obat mampu berubah di dalam saluran pencernaan makanan sebelum mampu diserap. Seperti nitrosoamin yang dibentuk dari nitrit yang berasal dari materi pengawet kuliner. 

Makanisme dari nitrit menjadi nitrosoamine adalah sebagai berikut: 

Nitrit + amino sekunder (dalam masakan) + bakteri dalam alat pencernaan 

Nitrosoamine selanjutnya menjadi tidak stabil, dapat sebagai materi penggerak terjadinya kanker (karsinogenik). 







Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 46-47).
LihatTutupKomentar