- Interaksi bahan toksik dengan lingkungan, melibatkan tiga faktor, yakni factor materi toksik sistem biologi, dan interaksi antara bahan toksik dan system biologi.
Studi toksikologi menghubungkan mekanissme dari kerja toksikan yang terkonsentrasi pada tingkat suborganisme, namun organism secara individu tetap ialah sasaran utama. Hali ekotoksikologi beropini bahwa kemunduran dari organisme secara individu yaitu kurang signifikan, karena sasaran perhaian utama yakni populai, penduduk , dan ekosistem. Dari perpektif ekotoksikologi sebuah polutan yaitu justifikasi primer pada basis keterkaitan dengan dinamika populasi dan konsentrasi untuk distributor yang pilih-pilih dan merupakan truktur ekosistem dan fungsi.
Secara lazim imbas toksik polutan merupakan tanda maut atau kuat terhadap efek fisiologi, morfologi, atau perilaku yang berpengaruh secara langsung dengan fungsi organisme. Identifikasi imbas bahan ekotoksik dari sebuah polutan yaitu cukup kompleks. Hal tersebut secara alami dapat dibilang bahwa efek polutan ialah mediasi dari factor fisik dan kimia dari lingkungan yang mampu meningkatkan atau menginhibisi efek toksik secara langsung pada organisme.
Polutan dapat pula mempunyai imbas kepada habitat fisik dari organism atau efek terhadap competitor, predator, dan simbiosis.
Sebagai contoh ialah pengayaan nutrient ialah masalah serius pada air tawar dan habitat estuaria yang mampu menjadikan kerusakan primer dan imbas hipoksia serta perubahan kompoisis spesies. Efek lain dari pencemar yakni mengembangkan kepekaan organism kepada serangan abakteri atau virus. Beberapa efek polutan mampu menjadikan kesulitan untuk memprediksi sebuah keterkaitan yang kompleks dan interaksi nonlinier dengan metode biologi, fisik, dan kimia.
Polutan dapat terbagi menjadi 2(dua) kelompok ialah polutan yang mempunyai imbas tokik pribadi dan efek tokik tidak eksklusif terhadap lingkungan fisik, lingkungan kimia dan lingkungan biologi. Dengan kata lain beberpa polutan akan merusak struktur dan fungsi fiiologi termauk molecular atau biokimia. Beberapa polutan diduga menghambat imbas eksklusif (toksik) dan tidak pribadi (ekologi). Menurut Moriarty, definisi ekotoksikolgi adalah ruang studi yang mengintegrasikan efek ekologi dan toksikologi polutan kimia pada polpulasi, penduduk , dan ekosistem dalam proses transportasi, transformasi, dan pemecahan polutan di lingkungan.
Isu cukup penting dalam ekotoksikologi ialah bahan toksik DDT dan Metil merkuri (CH3Hg) yang berada di lingkungan mampu masuk ke dalam badan insan dan menimbulkan gangguan kesehatan. Rute perjalanan tersebut ialah sebagai berikut:
Bahan kimia beracun yang berbentukDDT, DDD, DDE dan Methyl (CD2Hdx)/Ethyl Merkuri (C2H5Hgx) yang ada di perairan, akan masuk ke dalam phytoplankton. Plankton air maritim tersebut masuk ke dalam badan zooplankton dan eksklusif dikonsumsi ikan pemakan daging (karnovira) dan hasilnya dikonsumsi oleh hewan dan manusia. Akibat keracunan kedua materi toksid tersebut binatang akan mengalami gangguan reproduksi dan bias mati. Demikian pula manusia yang mengkonsumsi kedua materi beracun tersebut akan mengalami efek sub lethal, cacat lahir, dan bias mengalami ajal.
Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal. 80-82)