konformitas, dan kita tahu sejarang bahwa banyak hal perihal fenomena tersebut. Temuan-temuan yang penting berfokus pada hal-hal berikut:
- Karakteristik golongan. Semakin menawan kalangan di mata para anggotanya, kian besar kesanggupan golongan tersebut untuk menghasilkan konformitas. Lebih jauh lagi, status relatif seseorang, peringkat sosial yang dipegang di dalam kalangan, yakni hal yang penting: Semakin rendah status seseorang dalam golongan terhadap perilaku orang tersebut (Hogg & Hains, 2001).
- Situasi saat individu merespon. Konformitas jauh lebih tinggi dikala seseorang harus menanggapi secara terbuka dibandingkan dikala mereka dapat memunculkan respons secara tertutup, sebagaiman yang sudah diungkapkan oleh pendiri Amerika Serikat dikala mereka menyingkap rahasia ballot (bunyi yang diberikan dalam penyeleksian, ed) dalam pemungutan suara.
- Jenis peran. Seseorang yang melakukan tugas dan pertanyaan yang ambigu (yang tidak mempunyai balasan yang jelas) lebih rentan terhadap tekanan sosial. Ketika diminta untuk memperlihatkan opini tentang sesuatu, mirip soal jenis busana yang trendi, seseorang akan lebih menyesuaikan dengan tekanan dibandingkan jikalau mereka ditanya tentang suatu fakta. Sebagai suplemen, tugas-peran dimana seorang individu kurang kompeten dibandingkan individu yang lain dalam golongan akan membuat konformitas lebih mungkin terjadi. Misalnya, seseorang yang jarang menggunakan komputer mungkin merasakan tekanan saat beliau berada di dalam kalangan pengguna komputer yang berpengalama.
- Kebulatan suara dalam golongan. Kelompok yang bersatu dalam mendukung sebuah posisi memperlihatkan tekanan konformitas yang paling kuat. Namun, bagaimana masalah dikala seseorang dengan pandangan yang berlainan akan mempunyai seorang pendukung dalam kelompok tersebut-yang disebut sebagai pendukung sosial-yang baiklah dengan mereka? Memiliki cuma satu orang yang mewakili sudut pandang minoritas adalah cukup untuk menurunkan tekanan konformitas (Prislin, Brewe, & Wilson, 2002; Goodwin, Costa, & Adonu, 2004; Levine & Moreland, 2006).
Sumber: Sumber: Feldman S. Robert. 2011. Pengantar Psikologi, Jakarta: Salemba Humanika.