konformitas dalam arti relasi kita dengan orang lain, dalam beberapa kesempatan, tekanan konformitas dalam kelompok dapat menimbulkan imbas yang membahayakan dengan konsekuensi jangka panjang. Sebagai teladan, amati iktikad NASA bahwa busa yang jatuh dan perihal pesawat ulang-alik Coulumbia saat akan diluncurkan pada tahun 2003 tidak akan berbahaya ketika datang saatnya bagi Coulumbia untuk mendarat nantinya. Terlepas dari kesalahan beberapa insinyur, consensus terbentuk bahwa busa tersebut tidak berbahaya bagi pesawat ulang-alik tersebut. Pada akibatnya, terbukti bahwa consensus tersebut salah. Pesawat ulang-alik tersebut hancur berkeping-keping dikala berusaha untuk mendarat, dan membunuh semua astronaut yang ada di dalamnya (Schwartz & Wald, 2003).
Ketika meninjau hal-hal yang sudah terjadi, keputusan NASA terperinci salah. Bagaimana keputusan mirip ini bisa diambil?
Fenomena yang dikenal selaku anutan kalangan mampu dapat memberikan klarifikasi. Groupthink ialah tipe pedoman yang anggota kelompok membagi motivasi yang besar lengan berkuasa untuk meraih consensus, sehingga mereka kehilangan kesanggupan untuk menganalisa sudut pandang alternative secara kritis. Groupthink kemungkinan besar terjadi dikala seorang pemimpin yang popular dan berpengaruh dikelilingi oleh orang-orang dari status yang lebih rendah-yang tidak cuma terlihat jelas pada perkara hampir seluruh presiden Amerika Serikat dan para penasehatnya, namun juga berlaku untuk banyak sekali organisasi lain (Janis 1997; Kowert,2002; Baron, 2005; Henningsen, Henningsen, & Eden, 2006).
Groupthink lazimnya mendorong munculnya keputusan yang jelek. Kelompok membatasi daftar kemungkinan penyelesaian hingga menjadi beberapa hal saja, dan mereka menghabiskan waktu yang relative singkat untuk memikirkan setiap altenatif sehabis sang pemimpin tampakmendasarkan pada solusi tertentu. Sebagai pemanis, kelompok mampu terjatuh ke dalam jebakan, kondisi saat kesepakatan kepada sudut pandang atau langkah-langkah ditingkatkan untuk menjustifikasi pengurangan waktu dan energy yang sudah dibuat (Weiss & Weiss, 2003; Turner, Pratkanis, & Struckman, 2007).
Terakhir, anggota golongan dapat sepenuhnya mengabaikan informasi yang menentang consensus yang sedang meningkat . Karena sejarah observasi menyebutkan bahwa banyak keputusan berbahaya merefleksikan groupthink, penting bagi kelompok untuk tetap tersadar (Kowert, 2002; Chapman, 2006; Packer, 2009).
Sumber: Sumber: Feldman S. Robert. 2011. Pengantar Psikologi, Jakarta: Salemba Humanika.