Biomonitoring Logam

Biomonitoring logam mampu dilakuan dengan investigasi suatu media untuk menentukan bahan logam. Media yang digunakan antara lain: darah/uringe, jaraingan tubuh, ikan, binatang invertebrata, dan flora perairan maupun daratan 

Logam yang dapat ditemukan pada darah/urine, antara lain: 

- Kadmium (Cd) 

- Zat besi (Fe) 

- Mangane (Mn) 

- Tembaga (Cu) 

- Merkuri (Hg) 

- Zink (Zn) 

Logam berat di atmosfer yang ditemukan pada jaringan burung, antara lain: 

- Pencemaran udara berupa partikel timbal (Pb) 

- Kadmium (Cd) 

- Arsen (As) 

- Merkuri (Hg) 

Logam berat tersebut mampu berasal dari pabrik pengelasasn logam, emisi kendaraan bermotor, dan secara tidak pribadi burung mengkonsumsi serangga yang tercemar oleh logam berat. Tempat akumulasi logam berat di dalam badan burung terletak pada jaringan dan bulu burung. 

Logam berat di perairan yang didapatkan pada ikan, antara lain: 

- Chromium (Cr) 

- Tembaga (Cu) 

- Timbal (Pb) 

- Zine (Zn) 

Logam tersebut akan berkembangkadarnya, apabila ada peningkatan Blochemical oxygen Demand (BOD) di perairan. 

Logam berat diperairan yang ditemukan pada hewan invertebrata, antara lain: 

- Kromium (Cr) 

- Tembaga (Cu) 

- Timbal (pb) 

- Kadmium (Cd) 

- Kobalt (Co) 

- Nichel (Ni) 

Adanya logam berat tersebut pada badan inverebrata merupakan indikator tercemarnya lingkungan. 

Logam berat pada tumbuhan perairan dan tanaman darat 

Pabri pengecoran logam yang mengeluarkan bahan pencemar udara logam berat dapat dideteksi pada tumbuhan dengan analisis Neutro Achivation Analysis. 

Sebagian bioindikator dalam biomonitoring kualitas tumbuhan darat yakni teridentifikainya logam berat pada dauh pohon pinus. Di Polandia (1995) pohon pinus dapat digunakan selaku bioindikator kepada materi pencemar Zn, Cd, Pb, dan As 

Vegetasi perairan mirip fitoplankoton mampu digunakan sebagai bioindikator antara lain untuk logam berat Hg, Cu, Cd, dan Zn. Efek logam berat kepada komunitas mikrobiologi dari ekosistem perairan, antara lain berkuarngnya jumlah populasi bakteri dan meningkatkan toleransi kepada tembaga. Indikator adanya logam berat kadmium di dalam perairan ditunjukkan adanya: 

a. Diversitas komunitas protozoa. 

b. Densitas populasi protozoa 

c. Bio massa protozoa 



Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 102-103).
LihatTutupKomentar