- Sebagaimana diungkapkan di permulaan bab ini, bahwa pencemaran udara sungguh terkait dengan persepsi seseorang. Gas yang menerpa pada proses pengindraan akan dinamakan sebagai telah terjadinya pencemaran udara. Reaksi orang memaknakan terjadinya pencemaran udara. Rekasi orang yang memaknakan terjadinya pencemaran udara adalah dengan menutup hidung, dan menyingkir dari sumber pencemaran tersebut. Berbagai reaksi psikologis selaku akhir beliau mengalami pencemaran udara adalah bermacam – macam.
Seseorang yang mengalami pencemaran udara, terutama busuk gas, akan terusik interaksi sosialnya. Apabila sumber pembuangan gas yang berbau adalah terkait dengan manusia, maka interaksi sosialnya akan terganggu. Dalam hal ini, pencemaran udara tersebut tidak seperti pada gas pembuangan industri atau pencemaran udara tersebut tidak mirip pada gas buangan industry atau transportasi. Seseorang yang membuang gas ketika ia sedang berinteraksi dengan orang lain, maka reaksi psikologis pun akan terjadi. Reaksi yang mau dilaksanakan pihak lain yakni afeksi pada orang yang diterpa dengan gas yang tidak menyenangkan. Ia akan menolak pihak yang menjadikan ketidaksenangannya. Bahkan dalam keadaan tertentu, buangan gas tersebut mampu mengusik rumah tangga. Dengan adanya penolakan berinteraksi tersebut, maka orang yang mengakibatkan “terkontaminasi udara” di sekeliling daerah berinteraksi mampu merasa bersalah, bahkan bila penolakannya begitu kuat, maka dapat saja terjadi frustasi pada orang yang terlibat dalam interaksi tersebut.
Sumber: PSIKOLOGI LINGKUNGAN Teori dan Konsep. Prof. Dr. Tb. Zulrizka Iskanda, S. Psi., M. Sc. (Hal 177)