Distribusi Toksikan

Kadar toksikan yang terkandung dalam darah tergantung pada cairan plasma, cairan interstitial dan cairan intraceluler. Setelah toksikan memasuki darah akan didistriusi dengan segera ke seluruh tubuh. Laju distribusi akan menuju ke setiap organ di dalam badan.

Mudah tidaknya zat kimia melewati dinding kapiler dan membrane sel dan suatu jaringan sungguh diputuskan oleh anutan darah ke organ tersebut.

Bagian Tubuh yang Berhubungan dengan Distribusi Toksikan

Protein plasma

Protein plasma mampu mengikat senyawa aneh dan beberapa komponen fisiologis normal dalam tubuh kenaikan bahan kimia pada protein plasma memiliki arti penting dalam toksikologi alasannya beberapa raksi racun dapat dihasilkan jikalau agen dipindahkan dari protein plasma.

Liver dan ginjal

Organ liver dan ginjal tersebut mempunyai kapasitas yang lebih tinggi dalam mengikat materi kimia. Sehingga materi kimia lebih banyak terkonsentrasi pada organ ini jika daripada organ yang lain. Hal ini berafiliasi dengan fungsi kedua organ ini dalam mengeliminasi toksikan dalam badan. Ginjal dan liver memiliki kemampuan untuk mengeluarkan toksikan. Organ liver cukup tinggi kapasitasnya dalam proses bitransformasi toksikan.

Lemak

Jaringan lemak merupakan kawasan penyimpanan yang penting bagizat yang larut dalam lemak mirip chlordane, DDT, poly chlorinated biphenyl (PCB), dan polybrominated biphenyl (PBB). Zat ni disimpang dalam jaringan lemak dengan pelarut yang sederhana dalma lemak netral. Lemak netral ini kira-kira 5-% dari berat badan pada orang ang gemuk dan 20% dari orang yang kurus.

Toksikan yang daya larutnya tinggi dalam lemak memungkinkan konsentrasinya rendah dalam target organ, sehingga mampu dianggap sebagai prosedur sumbangan. Toksisitas zat tersebut pada orang yang gemuk menjaid lebih rendah jika dibanding dengan orang yang kurus.

Tulang

Tulang mampu berfungsi sebagai kawasan penyimpanan untuk senyawa seperti Flourida, Pb, dan strontium. Untuk beberapa toksikan, tulang ialah kawasan penyimpanan utama, misalnya 90% dari Pb dalam badan ditemukan pada skeleton. Penyimpanan toksikan pada tulang mampu atau tidak menimbulkan kerusakan. Contoh: Pb tidak toksik pada tulang, namun penyimpanan Flourida dalam tulang dapat menawarkan efek kronik (skeletal fluorosis).







Sumber: Mukono H. J. (2005). Taksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 21-22).
LihatTutupKomentar