Peresapan Zat Toksik/Xenobiotik/Toksikan

1. Fase Absorpsi (masuknya zat xenobiotik)


Yang perlu ditinjau kembali seorang singkat yakni medologi membran atau lipid bilayer (lipoprotein) dan molekul dapat melintasi lipid bilayer dengan cara difusi atau diangakut melintas oleh protein pembawa.

Untuk hewan, proses peresapan zat toksik yakni pada saluran pencernaan masakan (gastrointetinal). Unsur ialah bab dari gastrointetinal di mana kebanyaka xenobiotik terserap. Lambung mengandung zat asam sehingga, kuliner yang bersifat asam lemah akan terserap secara mudah. Sehubungan permukaan lambung mempunyai area permukaan yang sempit maka peresapan kurang efektif. Hal ini merupakan satu alasasn mengapa secara fisik isi lambung akan terpompa keluar sehabis zat toksik diserap. Selanjutnya zat toksik disalurkan ke dalam intestin dan diserap lebih ekstensif.

2. Model untuk Manusia

Lajut perembesan diperoleh dari hal studi terhadap hewan mirip anjing, kera dan kelinci. Ekstrapoleasi data toksisitas dermal dari tikus dan kelinci terhadpa insan tidak dapat mengemban amanah, khususnya karena perbedaan dalam absorpsi.

Kera terbukti selaku model terbaik untuk proses peresapan melalui kulit. Secara biasa dikenali bahwa kulit manusia permiable dibanding pada umumnya hewan versi. Sehingga paparan melalui kulit tidak begitu efektif.


Paru-paru ialah organ yang mampu melalui pertukaran materi toksik secara baik. Jarak dari segi udara ke segi darah sungguh pendek dan area permukaannya sungguh luas (50-100 m2) yang artinya sekitar 50 kali dibanding kulit dan selanjutnya proses peresapan dapat secepatnya berlangsung.


3. Model untuk Tumbuhan

Secara biasa proses penyerapan pada daun dan flora, yaitu sebagai berikut:
  • Zat toksik gas dan uap air masuk ke daun lewat stomata.
  • Bahan lipofitik non-gas dapat masuk ke daun lewat kutikula.

Akar merupakan jalur utama anorganik untuk masuk lewat akar seperti dengna proses pada daun.

4. Model untuk Binatang

Eksokutikala serangga memilii pintu yang disebut selaku lubang susukan (nore canal) yang melintas epidermis tempat masuknya xenoobiotik ke dalam badan serangga. Ikan memiliki ingsang yang merupakan akses oksigen dari bahan toksik ke dalam badan ikan. Di dalam tubuh ikan. Di dalam insang terdapat banyak kapiler untuk menentukan perembesan oksigen yang memadai, karena itu bahan lipofitik dalam air sungguh memungkinkan untuk masuk ke dalam badan ikan melalui ingsang.





Sumber: Mukono H. J. (2005). Taksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 19-20)
LihatTutupKomentar