- Terjadinya interaksi bahan kimia dikenali pada beberapa prosedur mirip peresapan yang terikat dan biotransformasi serta ekskresi salah satu atau kedua toksikan dimana respons dari organisasi dapat berkurang atau bertambah respons toksik pada lokasi manifestasinya.
1. Efek aditif
Merupakan efek dari variasi kedua materi kimia/toksikan yang setara dengan penjumlahan efek yang timbul dari tiap materi polutan yang diberikan sendiri-sendiri. Sebagai contoh: 2 + 3 = 5, dan pengetrapan dalam bidang kimia yaitu apabila dua macam pestisida organofosfat dipakai bersama, maka akan mempunyai imbas aditif
2. Efek sinergis
Terjadi jika efek dari kombiasi kedua kimia/polutan lebih besar kalau ketimbang penjumlahan efek yang timbul dan tiap materi pulutan yang diberikan sendiri=sendiri.
Sebagai acuan: 2 + 2 = 20, dan penerapan dalam bidang kimia ialah jika carbon tetrachiorida ata ethanol diberikan mempunyai imbas hepatotoksik (toksik kepada liver). Namun apabila keduanya diberikan tolong-menolong akan memperlihatkan efek yang lebih berat dan akan menghancurkan liver lebih parah.
3. Efek potensi
Suatu materi kimia/polutan tidak mempunyai imbas toksik pada organ atau tata cara, namun jika ditambahi dengan bahan kimia lain, maka akan mengakibatkan efek toksik. Sebagai pola: 0 + 2 = 10, dan pengetrapan dalam bidang kimia yakni bila isopropanol saja tidak sebagai bahan hepatotoksik. Namun bila isopropanol bercampur dengan carbon tetra chlorida, maka efek hepatotoksik dan carbontetrachlorida akan lebih besar (imbas hepatotoksik lebih besar dengan adanya isopropanol).
4. Efek antagonis
Apabila kedua materi kimia diberikan besama-sama akan saling mengusik atau salah satu akan mengusik aktivitas bahan kimia lain. Sebagai pola: 4 + 6 = 8, 4 + (-4) = 0,4 + 0 = 1. Efe antagonis memiliki 4 tipe, adalah fungsional, inaktivasi, disposisional, dan reseptor. Antagonis fungsional apabla kedua bahan kimia mengimbangi yang yang lain dengan menciptakan imbas berlawanan pada fungsi fisiologis yang sama. Antagonis inaktivasi, merupakan reaksi antara dua bahan kimia untuk menciptakan kualitas keracunan yang rendah. Antagonis disposisional, pada keadaan penyerapan, biotransformasi, distribusi dan eksresi dari bahan kimia menjadi berganti sehingga durasi ke targetnya berkurang. Antagonis reseptor, bila kedua materi kimia saling terikat pada satu reseptor dan imbas yang dihasilkan berkurang.
5. Toleransi
Merupakan keadaan kemampuan merespone yang berkurang kepada efek toksik suatu materi kimia. Ada beberapa prosedur toleransi antara lain toleransi disposisi ialah penghematan jumlah toksikan pada daerah sasaran, sedangkan lainnya yakni pengurangan kesanggupan jaringan untuk merespons bahan kimia tersebut.
Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 9-10)