- Nietzel (1998) mengemukakan perkembangan observasi dan pelaksanaan intervensi klinis canggih. Menurutnya, sebab banyaknya negara yang dilanda kesulitan ekonomi, maka telah berkembang dibeberapa negara ajaran – aliran gres dalam pelaksanaan intervensi klinis atau perawatan gangguan jiwa. Diantaranya yakni program pencegahan, penentuan jenis terapi atau variasi berbagai macam terapi (eclectism in psychotherapy), perawatan yang dikontrol dengan baik (managed care), terapi dengan batas – waktu (timelimited therapy), dan proposal untuk membuat petunjuk praktik (practive guidelines).
Perkembangan ini muncul selaku balasan dari mahalnya biaya psikoterapi, tidak terjangkaunya layanan psikoterapi bagi semua lapisan masyarakat, dan mencegah malpraktik yang mungkin terjadi pada klien awam. Tugas khusus dari Divisi Psikologi Klinis American Psychological Association ialah untuk memberi info terhadap penduduk melalui publikasi hasil – hasil observasi wacana psikoterapi, jenis terapi apa yang memiliki efektivitas tinggi, dan untuk jenis gangguan yang mana. Masalah pengelolaan perawatan juga diteliti sebab akhir – simpulan ini di USA dipersoalkan berapa biaya yang mesti dikeluarkan asuransi untuk perawatan suatu gangguan jiwa tertentu.
Kombinasi terapi obat dan psikoterapi seperti biasanyadilaksanakan di Indonesia untuk klien yang menderita kecemasan, menurut observasi yang dilaksanakan oleh Antonuccio dkk. Pada tahun 1995 (dalam Nietzel, 1998) tidak lebih banyak membawa perbaikan kalau ketimbang hanya memakai satu jenis terapi saja (terapi obat saja, atau terapi behavior – kognitif saja).
Pembuatan “Pedoman Praktik” oleh forum pelayanan kesehatan atau organisasi profesi psikologi mirip APA (USA) dimaksudkan untuk memajukan efisiensi psikoterapi untuk duduk perkara spesifik seperti gangguan cemas, frustasi, schizophrenia, penyalahgunaan obat, agar biaya menjadi lebih hemat biaya kalau harus dibayar oleh asuransi. Namun anutan – ajaran itu menerima tantangan dari para praktisi klinis, yang menyatakan bahwa kebebasan psikolog untuk menerapkan tekniknya sendiri menjadi terhambat.
Sumber: Pengantar Psikologi Klinis. Suprapti Slamet I.S. – Sumarmo Markam (Hal 148 – 149)