Kemunduran (Retardasi) Mental

Dalam bahasa medis, kemunduran mental disebut dengan retardasi mental. Retardassi mental adalah keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak mampu meningkat dengan baik. Masa itu terjadi sejak individu dilahirkan. Biasanya, terdapat kemajuan mental yang kurang secara keseluruhan, namun gejala utama ialah pertumbuhan mental yang sangat kurang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo artinya “kurang” atau “ sedikit” dan fren artinya “jiwa” atau “tuna-mental”). 

Kemunduran mental bukanlah sebuah penyakit yang mematikan (baca: berbahaya) meskipun kemunduran mental ialah hasil dari proses patologik di dalam otak yang menawarkan gambaran keterbatasan terhadap intelektualnya dan fungsi adaptif. Kemunduran mental in ijuga ddapat terjadi dengan atau tanpa kendala kejiwaan atau cacat fisik. 

Hasil tes IQ yang sering dilakukan untuk menentukan berat atau ringannya keterbelakangan mental tidak menjadi patokan mati untuk menentukan tingkatan keterbelakangan mental seseorang. Sebagai persyaratan dapat dipakai juga kesanggupan untuk dididik atau dilatih dan kesanggupan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf ringan, sedang sampai berat, dan sungguh berat. 

Klasifikasi retardasi mental berdasarkan DSM-IV-TR, yaitu: 

1. Retardasi Mental Berat Sekali 

IQ di bawah 20 atau 25. Sekitar 1 hingga 2% dari orang yang terkena retardasi mental. 

2. Retardasi Mental Berat 

IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4% dari orang yang terkena retardasi mental. 

3. Retardasi Mental Sedang 

IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10% dari orang yang terkena retardasi mental. 

4. Retadasi Mental Ringan 

IQ sekitar 50-55 hingga 70. Sekitar 85% dari orang yang terkena retardasi mental. Pada lazimnya , belum dewasa dengan retardasi mental mental ringan tidak dimengerti samapi anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua di sekolah. 

Prevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi. Di Indonesia 1-3% orangnya menderita kelainan ini. Faktor penyebabnya hingga sekarang sukar dikenali alasannya retardasi mental kadang-kadang tidak dikenali hingga anak-anak usia pertengahan yang retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada abad anak sekolah dengan puncak umur 10 hingga 14 tahun. Retardasi mental perihal 1,5 kali lebih banyak pada pria dibandingkan dengan wanita. 

Penyebab kelainan mental ini ialah faktor keturunan (genetik), mampu juga tidak dikenali penyebabnya sama sekali. Keduanya disebut retardasi mental primer. Sedangkan, faktor sekunder disebabkan oleh aspek luar yang berpengaruh kepada otak bayi dalam kandungan atau anak-anak. 

Retardasi mental menurut penyebabnya, yaitu: 

· Akibat Infeksi dan/atau Intoksikasi 

Kelompok ini termassuk keadaan retardasi mental sebab kerusakan jaringan otak balasan inteksi intrakranial, serum, obat, atau zat toksik yang lain. 

· Akibat Pemaksaan dan/atau Sebab Fisik Lain 

Pemaksaan sebelum lahir serta juga syok lain, seperti sina X, materi kontrasepsi, dan perjuangan melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan retardasi mental. Pemaksaan setelah lahir tidak begitu sering menjadikan retardasi mental. 

· Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan, atau Gizi. 

Semua retardasi mental yang pribadi disebabkan oleh gangguan metabolisme (contohnya, gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein), kemajuan atau gizi termasuk dalam kalangan ini. 

Ternyata, gangguan gizi yang berat dan yang berjalan usang sebelum umur empat tahun sangat memengaruhi pertumbuhan otak dan mampu menyebabkan retardasi mental. Keadaan ini mampu diperbaki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, setelah ini biarpun anak itu dibanjiri dengan masakan bergizi, inteligensinya yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan. 

· Akibat Penyakit Otak yang Nyata (Postnatal) 

Kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder sebab pemaksaan atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel optak yang kasatmata, namun yang belum dikenali benar etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik, atau reparatif. 

· Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal yang Tidak Jela 

Keadaan ini dimengerti sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahi etiologinya, tergolong anomali kranial primer dan detek kogenital yang tidak dikenali sebabnya. 

· Akibat Kelainan Kromosom 

Kelainan Kromosom mungkin terdapat dalam jumlah atau dalam bentuknya. 

· Akibat Prematuritas 

Kelompok ini termasuk retardasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2.500 gram dan/atau dengan abad hamil kurang dan 38 minggu serta tidak terdapat alasannya adalah-alasannya lain, mirip dalam sub-kategori sebelum ini. 

· Akibat Gangguan Jiwa yang Berat 

Untuk menciptakan diagnosis ini, harus jelas sudah terjadi ganggan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak. 

· Akibat Deprivasi Psikososial 

Retardasi mental dapat disebabkan oleh aspek-faktor biomedis maupun sosialbudaya. 





Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan akhir zaman: sistem pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati. (64-68)
LihatTutupKomentar