Macam Enzim Dalam Biotransformasi Fase Ii

1. Glukoronosyitransferase 

Glukoronidasi merupakan salah satu proses konjugasi pada fase II, yang mengganti materi eksogen dan endogen menjadi materi yang lebih larut dalam air dan metabolitnya diekstresi lewat urine atau empedu. Golongan aseptor alamiah akan membuat reaksi konjugasi dengan asam glukuronik baik secara kualitatif maupun cara kuantitatif.

Enzim yang dipakai dalam reaksi konjugasi tersebut yakni uridin di phosphate glucorohosyltransferase (UDP-glucoronosyltransferase). Enzime tersebut selaku katalisastor reaksi nukleotida energi tinggi, ialah UDP-glucoronic acid (UDP-GA) dengan group fungsional molekul receptor. Aktivitas glucoronosyltransferase berlokasi di retikulum endoplasma beberapa jaringan dan sebagian besar enzim fase II adalah enzim cytosolic. Secara kuantitatif liver ialah jaringan yang sangat penting tetapi aktivitas mampu pula terjadi pada ginjal, usus kecil, kulit, otak, dan limpa.

Bahan kimia yang mampu melakukan reaksi konjungsi melalui biotransformasi fase II yang bersifat polar dan sungguh larut dalam air merupakan hasil dari reaksi biotransformasi fase I. 

Reaksi konjungsi fase II berhubungan dengan banyak sekali gugus fungsional yang didapatkan dalam produk molekul yang dihasilkan dari proses Fase I. reaksi konjungsi bahan kimia sejenis tidak selalu ditemui pada hewan atau spesies lainnya. Dengan kata lain sebuah molekul yang sudah teroksidasi dalam proses fase I lewat tata cara Cytochrom P450, gugus fungsional yang dihasilkan kian polar sehingga dapat bergabung dengan ion atau spesies. Bahan yang teroksidasi tersebut bersifat sangat polar sehingga memajukan kelarutannya di dalam air. 

Perbedaan spesies akan menyebabkan perbedaan reaksi konjugasi adari zat kimia yang serupa. Pada reaksi konjugasi melibatkan enzim transferase dengan fungsi menaruh gugus konjugat dengan gugus hidrokasil. Di dalam badan insan bahan endogen akan berkonjugasi sebelum hasil reaksi tipe I dengan xenobiotik termodifikasi. Bahan kimia Fosfoadenosin merupakan satu-satunya pembawa (carrieri) untuk konjugasi atau ialah gugus fungsional yang menempel pada bahan toksik. Bahan kimia Asam Glukuronat penting selaku bahan konjugai yang sungguh lazim ditemukan dalam tubuh, sebab ialah turunan dari glukosa yang selalu tersedia. 

2. Sulfotransferase. 

Reaksi konjugasi yang penting untuk kalangan hidroksil ialah sulfation yang dikatalisis oleh sulfotransferase, enzim ini ditemukan di liver, ginjal, usus, paru dan fungsi primernya yaitu mentransfer sulfat anorganik menuju ke grup hidroksil pada phenol dan aliphatik alkhohol dan akhirnya yaitu sulfat ester. 

Proses sulfatasi merupakan proses detoksifikasi yang mampu menurunan kegiatan farmakologis maupun toksikologis dari sebuah materi kimia. Hasil dari reaksi tersebut yakni ion organik sulfat yang lebih mudah diekskresi. Sulfotransferase yang terlibat dalam proses detoksifikasi terbagi menjadi empat bagian yakni pertama, aryl sulfotransferase (konjuat fenol, katekol, dan hidroksilamin); kedua, hydroxysteroid sulfotransferase (konjuat hidroksi steroid dan lakohol primer/sekunder); ketiga, estron sulfotransferase yang aktif dengan kalangan phenolic dan keempat adalah bile salt sulfotransferase

3. Methylasi 

Methylasi merupakan reaksi biokimia dalam biotransformasi dari komponen endogen dan berbeda dengan reaksi konjugasi lainnya Methylasi mampu mengurai kelarutan suatu materi kimia kepada air. 

4. Konjugasi asam amino 

Reaksi penting untuk xenobiotik yang mengandung asam karboxyl adalah konjugasi dengan asam amino membentuk ikatan amide (peptide) antara kalangan asam karboxylik dari xenobiotik dan kalangan asam amino. 

5. Glutathion dan glutathion S-Transferase 

Glutathion (GSH) merupakan tipe lain materi konjugasi yang bersifat nekleofilik besar lengan berkuasa, di mana SH yakni gugus sulfidril yang memegang peranan penting dalam pembentukan konjugat. Secara kimiawi glutathion ialah tripeptida yang mengandung residu asam amino glisin, sistein, dan asam glutamat. Keistimewaan glutathion adalah bahwa glutathion dapat membentuk konjugat dengan materi asing secara eksklusif. Kebanyakan membentuk konjugat dengan bahan asing secara pribadi. Kebanyakan materi konjugat endogen yang lain berperan dalam reaksi konjugasi sekunder dengan materi orisinil sebelumnya telah melalui transformasi Fase I. GSH berlaku mirip pemulung yang mengapung di seluruh badan, menangkap metabolik reatif, mengikatnya dan menonaktifkan serta mengekskresinya. Fungsi glutathin (GSH) dalam badan insan belum dimengerti secara terang, meskipun diperkirakan bahwa GSH berperan dalam melindungi insan dari bahan toksik sekunder yang terkandung dalam makanan. 

Glutation S-transferase, merupakan famili dari enzim yang berfungsi sebagai katalisator pemula dalam pmbentuk N-acethycysteine (asam mercapturat). Paling tidak ada tujuh macam glutation S-transferase dalam sel adalah pada sitoplasma dan retikulum endoplasma. Glutation S-transferase cytosolic mempunyai acara 5-40 kali lebih besar dari kegiatan microsom. Enzim glutation S-transferase ada di mana-mana , namun aktivitas paling besar yaitu pada organ testis, liver, usus kecil, ginjal, dan kelenjar andrenalis. Sebagai ko-faktor untuk reaksi yang memakai enzim ini adalah tripeptida glutation yang merupakan komposisi dari glycine, asam glutamat, dan cysteine. 








Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 52-54)
LihatTutupKomentar