Kriterai Autisme Masa Kanak

Jika orangtua mengetahui tolok ukur anak autis sejak dini maka gejala anak autis dapat dengan gampang dideteksi. Berikut ini tolok ukur autisme periode kanak-kanak.

1. Harus ada minimum dua tanda-tanda dari (a), dan masing-masing satu gejala dari (b) dan (c).

a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal-balik.
  • Tidak bisa menjalani interaksi sosial yang memadai, seperti kontak mata sungguh kurang, ekspresi wajah kurang hidup, dan gerak-geriknya kurang tertuju.
  • Tidak mampu bermain dengan teman sebaya.
  • Tidak dapat mencicipi apa yang dinikmati orang lain.
  • Kurangnya korelasi sosial dan emosional yang timbal-balik.

b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi.

  • Bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang (tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain selain bicara ).
  • Jika mampu bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi.
  • Sering memakai bahasa yang ajaib dan diulang-ulang
  • Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang bisa menggandakan.

c. Suatu contoh yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilau, minat, dan acara.

  • Mempertahanan satu ajakan atau lebih, dengan cara yang khas dan berlebihan.
  • Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
  • Ada gerakan-gerakan asing yang khas dan diulang-ulang.
  • Seringkali sangat terpukau pada benda.

2. adanya keterlambatan atau gangguan dalam interaksi sosial, bicara dan berbahasa , dan cara bermain yang kurang variatif sebelum umur tiga tahun.


3. Tidak disebabkan oleh sindrom rett atau gangguan distegratif periode kanak-kanak.

Dengan mempelajari persyaratan diagnostik DSM IV, orangtua mampu mengiagnosis sendiri, apakah anaknya autis atau tidak.

Seorang ibu yang berpengalaman dan cermat tentu mampu menyaksikan perubahan pada anaknya kalau sesuatu terjadi, seperti jikalau bayinya menolak kontak mata, lebih senang main sendiri, tidak responsif kepada suara, dan bicaranya tidak berkembang normal.

Kandang-kadang anak autis pun mampu meningkat wajar . Namun, pada usia tertentu terjadi gangguan pertumbuhan dan alhasil mengalami kemunduran. Jika kondisi ini terjadi, orangtua harus mencurigainya dan waspada. Segera konsultasikan dengan ahlinya untuk menyingkir dari kesalahan diagnosis.

Memang, kadang kala kesalahan diagnosis masih terjadi. Hal ini disebabkan seringnya gangguan atau penyakit lain yang menyertai autisme, misalnya hiperaktivitas, epilepsi, retardasi mental, dan sindrom down. Seringkali perhatian tertuju pada gangguan penyerta sehingga gangguan autisme sendiri luput terdiagnosis. Tentu, hal ini merugikan alasannya adalah terapi atau penatalaksanaan balasannya hanya tertuju pada gangguan penyerta.







Sumber: Danuatmaja B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi. (Hal. 2-3)
LihatTutupKomentar