Pemahaman Psikologi Lingkungan

Sebagaimana telah diungkapkan di atas, bahwa kajian psikologi perihal lingkungan sudah dijalankan sejak lama. Tetapi, pada saat itu kajian tersebut belum menyatakan diri sebagai psikologi lingkungan. Psikologi Lingkungan mulai meningkat sebagai ilmu semenjak tahun 1970 – an. Pada awalnya Proshansky membuat definisi psikologi lingkungan selaku ilmu yang mempelajari relasi insan dengan lingkungan buatan. Pengertian lingkungan produksi adalah lingkungan yang dibuat oleh insan.

Paul Bell pada tahun 1970 menciptakan definisi wacana Psikologi Lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan interelasi antara sikap dan lingkungan buatan. Dalam pemahaman tersebut dinyatakan selaku interelasi antara perilaku dan lingkungan buatan, artinya bahwa dalam korelasi antara manusia dengan lingkungan produksi adalah saling memengaruhi. Tingkah laris insan dapat dipengaruhi oleh lingkungan buatan dan dapat memengaruhi lingkungan buatan. Sebagai contoh tingkah laris insan dipengaruhi oleh lingkungan buatan, adalah bagaimana tingkah laku manusia di rumah mengikuti tata letak ruangan yang sudah dibentuk oleh pengembara perumahan. Namun demikian, manusia dapat pula mengganti lingkungan produksi, adalah mengatur tata letak perabot rumah semoga menjadi tenteram untuk pergerakan dirinya.

Banyaknya gedung bertingkat di kota – kota besar, tingkah laris insan yang berinteraksi dengen gedung bertingkat akan berbeda dengan tingkah laku insan yang berinteraksi dengan kekerabatan bangunan tidak bertingkat. Tingkah laris insan dalam gedung bertingkah tinggi telah barang tentu akan diatur oleh keadaan lingkungan produksi tersebut, mirip contohnya untuk naik menuju tingkat yang tinggi harus memakai tangga berlangsung atau “lift”. Demikian pula tingkah laku insan di gedung tersebut akan diatur oleh tata letak ruang arsitektural. Hal ini berarti bahwa tingkah laris insan ditentukan oleh lingkungan fisik.

Pada tahun 1978, Paul Bell memperbaiki definisi Psikologi Lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari kekerabatan interelasi antara sikap dan lingkungan bikinan dan alam. Definisi yang terakhir bertambah dengan lingkungan alam. Hal ini untuk mempertegas bahwa interelasi yang terjadi pada manusia dengan lingkungan tidak terbatas dengan lingkungan produksi, namun juga terjadi dengan lingkungan alam. Hal ini dapat terlihat bagaimana tingkah laku manusia berlawanan ketika berada di daerah pegunungan dengan daerah pantai untuk melaksanakan rekreasi. Tingkah laris insan dikala berada di tempat yang tinggi, mirip gunung, akan mengenakan pakaian tebal untuk menahan hawa cuek. Sedangkan pakaian yang digunakan oleh insan dikala berada di pantai tidak memerlukan busana tebal, alasannya panas. Dengan demikian, kedua lingkungan alam dan bikinan menjadi penting, atau disebut pula sebagai lingkungan fisik.

Apakah lingkungan manusia yang sering disebut sebagai lingkungan sosial tidak kuat pada tingkah laku manusia? Permasalahan ini dalam pembahasan psikologi lingkungan menjadi perdebatan. Di satu pihak dengan tegas tidak menambahkan lingkungan insan dalam pengertian Psikologi Lingkungan. Tetapi pihak lain namun berpendapat bahwa lingkungan insan dalam suatu lingkungan alam dan buatan akan menunjukkan suatu pengaruh yang berbeda, sehingga lingkungan manusia atau lingkungan sosial harus disertakan dalam pengertian psikologi lingkungan. Sebagai gambaran, saat kita menghadiri reuni dengan teman – sahabat lama di sebuah gedung pertemuan yang mampu menampung pengunjung 1000 orang. Kemudian dibandingkan dengan menghadiri permintaan perkawinan di gedung pertemuan yang sama, di mana tidak banyak tamu permintaan yang kita kenal, manakah suasana yang lebih mengasyikkan? Tentunya situasi reuni akan lebih menyenangkan disbanding dengan situasi ajakan perkawinan. Walaupun lingkungan fisiknya sama, tetapi lingkungan sosialnya berlawanan, maka tingkah laku manusianya berlawanan sekali. Para mahir psikologi lingkungan tampak tidak konsisten pada pembahasan tentang kerumunan (crowd). Artinya, bahwa kerumunan insan mempunyai dampak pada tingkah laku manusia yang lain.

Oleh sebab itu, penulis menciptakan definisi Psikologi Lingkungan yaitu ilmu yang mempelajari relasi interelasi antara tingkah laris manusia dengan lingkungan fisik (alam dan buatan) dan lingkungan sosial (manusia) selaku sebuah lingkungan yang utuh dan tidak dipisahkan antara satu dengan yang lain, adalah lingkungan fisik dan sosial (Zulrizka Iskandar, 1995). Psikologi Lingkungan yang merupakan salah satu cabang psikologi, sudah barang pasti akan lebih menenkankan pada proses psikologinya dalam pembentukan tingkah lakunya. Jadi, tidak hanya membahas interelasinya yang tampak, tetapi perlu dibahas bagaimana proses yang terjadi dalam diri insan tersebut, sehingga tingkah lakunya terjadi. Hal ini yang akan membedakan bagaimana ilmu tingkah laris lainnya dalam membahas interelasi tingkah laku insan dengan lingkungannya. Pembahasan mengenai proses psikologis yang membentuk tingkah laku manusia amatlah penting diungkapkan, sebab pada saat ini lumayan banyak yang keliru dalam mengetahui tingkah laris insan dalam aspek psikologi. Dengan demikian, dapatlah dimengerti bagaimana proses tingkah laku insan terjadi dalam melaksanakan interaksi dengan lingkungannya.





Sumber: PSIKOLOGI LINGKUNGAN Teori dan Konsep. Prof. Dr. Tb. Zulrizka Iskanda, S. Psi., M. Sc. (Hal 4 – 6)
LihatTutupKomentar