Sejarah Diabetes

Gejala banyak kencing dan haus, yang kemungkinan besar ialah diabetes, dilaporkan dalam suatu catatan zaman Mesir antik tahun 1550 sebelum Masehi. Catatan ini didapatkan pada tahun 1862 oleh seorang ahli Mesir kuno dari Jerman, Georg Ebers, dan kemudian disebut sebagai The Ebers Papyrus

Istilah “diabetes” pertama kali digunakan oleh Arteus dari Cappadocia pada kala ke-2, yang dalam bahasa Yunani mempunyai arti siphon (air yang terus keluar melalui tubuh insan atau banyak kencing). Artaeus menggambarkan orang yang terkena penyakit ini merasa haus yang berlebihan, banyak kencing, dan besar tubuh menurun. Dikatakan olehnya, badan semakin habis mencair dan si pasien tidak hentinya memproduksi air keluar. 

Pada kurun ke-5, seorang dokter di India bernama Susruta melaporkan kencing pasien diabetes yang dikerumuni banyak semut. Pada masa ke-17, Eropa mulai mengenal luas penyakit ini. Seorang dokter inggris, Thomas Willis (1621-1675), dokter eksklusif Raja Charles II, meneukan rasa manis pada urine pasien dengan mencicipinya. Seabad lalu, dokter di Liverpool Maathew Dobson (1735-1784) melaporkan rasa elok di urine dan darah ialah gula. Pada 1809, John Rollo untuk pertama kalinya menambahkan istilah “mellitus” pada penyakit ini, yang dalam bahasa Yunani dan Latin mempunyai arti madu atau manis. 

Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh mahir faat di Prancis, Claude Bernard (1813-1878), mendapatkan glukosa tubuh di timbun di hati selaku glikogen. Pada 1889, Oskar Minkowsk (1858-19310 dan Joseph von Mering (1949-1908) dri Strasbourg menemukan adanya kekerabatan antara tesis doktornya pada 1869 di Berlin, menemukan sel-sel pada jaringan pankreas yang menciptakan hormon yang menurunkan glukosa. Sel-sel ini kini disebut sebagai the islets of Langerhans. Pada permulaan periode ke-20 beberapa sarjana, tergolong Geor Zuelzer dari Berlin, Nicolas Paulesco dari Roma, serta Ernest Scott dan Israel Kleiner dari Amerika, secara bareng menemukan ekstrak pankreas yang bisa menurunkan glukosa darah. 

Sekalipun penyakit diabetes sudah diketahui semenjak 2000 tahun yang lalu, baru 100 tahun terakhir ini kita bisa mengatasi atau mengobati diabetes dengan lebih baik. Dulu, sebelum didapatkan obat insulin, penderita diabetes, terutama yang tipe 1, tidak akan mampu bertahan hidup lebih dari satu tahun. Beruntung sekali pada ekspresi dominan panas 1921, seorang dokter spesialis beda muda dari Universitas Toronto yang bernama Dr. Frederick G. Banting (1981-1941) bersama mahasiswa asistennya, Charles Best (899-1978), sukses mendapatkan insulin dalam penelitian mereka. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dari hebat fisiologi J.JR Macleod (1876-1935) yang dibantu oleh asistennya, spesialis biokimia bernama James B. Collip (1892-1965). Pada tahun 1923, Banting dan Macleod memperoleh kado Nobel dalam bidang kedokteran berkat penemuan ini. Kedua orang ini kemudian membagi penghargaan hebat ini dengan rekan mereka, Best dan Collip. 

Namun, para mahir kemudian sadar bahwa insulin saja tidak cukup untuk menyembuhkan diabetes. Meskipun bermanfaat sekali untuk menjaga hidup pasien, suntikan harus dikerjakan seumur hidup. Dan kerja insulin yang singkat serta tidak diketahuinya dosis yang tepat memunculan problem gres. Para dokter pada masa 1920-an juga berdebat tentang penting atau tidaknya control glukosa darah yang bagus. Ketika itu, orang tidak yakin bahwa pembatasan makanan dan olahraga sangat penting dan berpendapat bahwa satu-satunya obat diabetes yaitu insulin. Pada 1930-an dan 1940-an, gres ditemukan insulin yang mampu bekerja dalam waktu lama (selama satu hari penuh). 

Sampai kini, sudah ditemukan beragam insulin dengan cara kerja yang berlainan, sehingga penanganan pasien diabetes tipe 1 menjadi makin tepat. Selain itu, bagi pengidap diabetes tipe 2, control gula menjadi jauh lebih baik dengan pemakaian variasi tablet dan suntian insulin. 



Sumber: Tandra H. (2007). Segala sesuatu yang mesti anda ketahui wacana diabetes panduan lengkap mengenal dan menangani diabetes dengan cepat dan gampang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI (Hal. 6-7).
LihatTutupKomentar