Tunadaksa

Tunadaksa merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang mempunyai kelainan fisik, utamanya anggota badan, seperti kaki, tangan, atau bentuk badan. Salah seorang guru dari salah satu sekolah SLB mengatakan tunadaksa yakni istilah lain dari tunafisik-berbagai jenis gangguan fisik yang berafiliasi dengan kemampuan motorik dan beberapa tanda-tanda penyerta yang menyebabkan seseorang mengalami kendala dalam mengikuti pendidikan wajar , serta dalam proses adaptasi diri dengan lingkungannya. Namun tidak semua bawah umur tunadaksa memiliki keterbelakangan mental. Malah, ada yang memiliki kemampuan daya pikir lebih tinggi dibandingkan anak normal kebanyakan. Bahkan, tak jarang kelainan yang dialami oleh penyandang tunadaksa tidak membawa imbas buruh terhadap kemajuan jiwa dan kemajuan fisik serta kepribadiannya. Demikian pula ada di antara anak tunadaksa hanya mengalami sedikit kendala sehingga mereka mampu mengikuti pendidikan sebagaimana anak normal lainnya.

Antara anak wajar dan tunadaksa, mempunyai kesempatan yang serupa untuk melakukan aktualisasi diri. Hanya saja banyak orang mencurigai kesanggupan dari anak tunadaksa. Perasaan iba yang berlebihan senantiasa menciptakan seseorang tidak mengizinkan anak tunadaksa untuk melakukan aktivitas fisik. Dengan adanya ketunaan pada diri mereka, eksistensinya sering terganggu, seperti apa yang telah penulis sebutkan di atas.

Ada beberapa penggolongan tunadasa. Menurut Djadja Rahaja, tunadaksa digolongan menjadi dua kalangan. Golongan pertama tunadaksa murni. Golongan ini lazimnya tidak mengalami gangguan mental atau kecerdasan, poliomylitis serta cacat ortopedis lainnya. Gologan yang kedua ialah tunadaksa kombinasi. Golongan ini masih ada yang normal. Namun pada umumnya mengalami gangguan mental, seperti anak cerebral palsy. Sedangkan, usulan lain mengatakan bahwa tunadaksa digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

· Tunadaksa taraf ringan: yang termasuk dalam klasifikasi ini yaitu tunadaksa murni dan tunadaksa variasi ringan. Tunadaksa jenis ini kebanyakan cuma mengalami sedikit gangguan mental dan kecerdasannya cenderung normal. Kelompok ini lebih banyak disebabkan adanya kelainan anggota badan saja, seperti lumpuh, anggota badan menyusut (buntung), dan cacat fisik yang lain;

· Tunadaksa taraf sedang; yang tergolong dalam pembagian terstruktur mengenai ini adalah tuna akhir cacat bawaan, cerebral palsy ringan, dan plio ringan. Kelompok ini banyak dialami dari tuna balasan cerebral palsy (tunamental) yang diikuti dengan menurunnya daya ingat walau tidak sampai jauh di bawah normal; dan

· Tunadaksa taraf berat: yang termasuk dalam klasifikasi ini ialah tuna akhir cerebral palsy berat dan ketunaan akibat nanah. Pada umumnya, anak yang terkena ketaknormalan ini tingkat kecerdasannya tolong dalam kelas debil, embesil, dan idiot.

Ciri-ciri Anaka Tunadaksa

1. Anggota gerah badan tidak bisa digerakkan/lemah/kaku/lumpuh;

2. Setiap bergerak mengalami kesusahan;

3. Tidak mempunyai anggota gerak lengkap;

4. Hiperaktif/tidak dapat damai; dan 

5. Terdapat anggota gerak yang tak sama dengan keadaan normal pada umumnya. Misalnya, jumlah yang lebih ukuran yang lebih kecil, dan sebagainya.





Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan kiamat: sistem pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati. (Hal. 44-46)



LihatTutupKomentar