Uji Biologi Suatu Paparan

bahan kimia atau metabolik yakni ASI, lemak, air liur, rambut kuku, gigi, dan plasenta. Pada lazimnya urine dipakai sebagai media biologi untuk mengukur bahan kimia inorganik dan organik yang gampang larut ke dalam air. Darah digunakan sebagai media biologi untuk sebagian besar bahan kimia inorganik dan organik yang sulit dilakuan biotranformasi, sedangkan udara elveolus digunakan untuk bahan yang gampang menguap. 


Faktor Pengaruh terhadap Pengukuran dan Waktu Pengambilan Sampel 

Beberapa faktor yang mesti diamati dalam pengukuran sebuah parameter dan waktu pengambilan sasmpel adalah selaku berikut: Sidat fisiko-kimia materi. 
  • Kondisi paparan. 
  • Parameter toksiko-kinetik, tergolong distribusi, biotranformasi, dan eliminasi. 
  • Sensitivitas dari metode analisis. 
  • Gangguan kesehatan. 
  • Dosis organ (besar dosis pada organ). 
  • Dosis Target (besar dosis pada sasaran). 

Sebagai teladan ialah Kadmium dalam darah merupakan logam berat yang secara umum dapat mengusik kesehatan. Tetapi kadmium dalam urine ialah indikator yang baik untuk mengetahui terakumulasinya logam berat tersebut di dalma ginjal. Berdasarkan selektifitas dari investigasi bahan kimia atau metabolitnya, maka investigasi mampu bersifat pilih-pilih dan nonselektif. Pemeriksaan yang pilih-pilih untuk bahan-bahan kimia tunggal sedangkan pemeriksaan non selektif untuk adonan bahan kimia. Pemantauan biologis mampu pula berisi gass infasif dan noinfasif. Pemeriksaan infasif membutuhkan sampel darah dan sampel jaringan, sedangkan yang noninfasif hanya memerlukan sampel urine, udara alveolus, dan kuku serta rambut. 

Uji Biologi Lain 

Selain uji pengukuran bahan kimia atau kimia atau metabolit di dalam media biologi ada uji lain yang termauk uji biologi yaitu: 


  • Uji yang didasarkan pada tidak adanya kelainan biologi, selaku pola adalah pengukuran aktifitas eritrosit cholinestrase.
  • Uji pengukuran materi kimia yang terikat pada molekul sasaran, sebagai teladan yaitu uji karboksi haemoglobin pada masyarakat sekitar industri.






Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal. 96-97).
LihatTutupKomentar