Versi Pendidikan Untuk Tunanetra

anak tunanetra cukup bervariasi. Banyak pilihan yang mampu Anda pilih untuk anak Anda, pastinya Anda samakan dengan huruf anak Anda. 

a. Pendidikan Inklusif 

Ketika seorang anak tunanetra masuk ke dalam suatu lembaga pendidikan formal mirip yang dikerjakan oleh anak-anak wajar yang lain, pendekatan yang paling efektif ialah dengan jalan optimalisasi pendidikan inklusif secara berkesinambungan terhadap tunanetra tersebut. Pendidikan inklusif yakni pendidikan pada sekolah umum yang diadaptasi dengan kebutuhan siswa yang memerlukan pendidikan khusus pada sekolah lazim dalam satu kesatuan yang sistemik. 

Kurikulum yang digunakan pada pendidikan inklusif yakni kurikulum yang fleksibel, diadaptasi dengan kemampuan dan keperluan setiap siswa. Pemilihan tata cara ini untuk anak tunanetra bantu-membantu banyak didorong oleh setiap kemudahan yang menjadi karakteristik dari pendidikan inklusif tersebut. Model pendidikan ini bekerjsama berusaha untuk menunjukkan kesempatan yang serupa terhadap semua anak, termasuk anak tunanetra supaya mampu memperoleh potensi yang sama dengan belum dewasa yang yang lain, ialah setiap anak mempunyai kanal yang serupa ke sumber-sumber mencar ilmu tersedia, dan fasilitas yang diperlukan tunanetra mampu terpenuhi dengan baik. 

Lima poin penting dalam penerapan pendidikan inklusif bagi golongan tunanetra adalah: 

  • Menciptakan dan mempertahankan komunitas kelas yang hangat, menerima adanya keanekaragaman, dan dapat saling menghargai pada setiap perbedaan: 
  • Dapat menunjukkan dan mengajarkan kelas yang heterogen dengan memerlukan perubahan pelaksanaan kurikulum secara fundamental; 
  • Menyiapkan dan mendorong guru untuk mampu mengajar secara interaktif; 
  • Penyediaan dorongan bagi guru dan kelasnya secara terus-menerus dan penghapusan hambatan yang berhubungan dengan isolasi profesi; dan 
  • Melibatkan orangtua secara berarti dalam proses sebuah penyusunan rencana. 

b. Pendidikan khusus (SLB) 

Pendidikan khusus (SLB) adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. 

c. Guru kunjung 

Model guru kunjung dijalankan dalam upaya pemerataan pendidikan bagi anak tunanetra usia sekolah. Model ini diberlakukan dalam hal anak tunanetra tidak dapat berguru di sekolah khusus atau sekolah lainnya karena daerah tinggal yang merepotkan dijangkau, jarak sekolah, dan rumah terlalu jauh, keadaan anak tunanetra yang tidak memungkinkan untuk berlangsung, menderita berkepanjangan, dan lain-lain. 






Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan akhir zaman: metode pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati. (Hal 89-91). 

LihatTutupKomentar