Memasuki usia kedelapan, Tokopedia telah menjadi salah satu pemain marketplace terbesar di Indonesia. Perjalanan William Tanuwijawa, CEO sekaligus co-founder Tokopedia, dimulai saat dia bekerja sebagai penjaga warnet.
William Tanuwijaya, dia lahir dan besar di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya saat itu, membuat orang tua William menginginkan kehidupan yang lebih baik untuk anak mereka. Mereka memahami bahwa kuncinya adalah pendidikan yang baik. Maka, ayah dan pamannya membelikan tiket kapal sekali jalan ke Jakarta untuk William melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas.
William Tanuwijaya, dia lahir dan besar di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya saat itu, membuat orang tua William menginginkan kehidupan yang lebih baik untuk anak mereka. Mereka memahami bahwa kuncinya adalah pendidikan yang baik. Maka, ayah dan pamannya membelikan tiket kapal sekali jalan ke Jakarta untuk William melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas.
Melihat Kantor Bukalapak Yang Sangat Keren
Akhirnya William bekerja kantoran sebagai software engineer. Karena situasi keluarganya, William masih harus mencari penghasilan tambahan. Sepulang kerja, William bekerja lepas membangun situs untuk berbagai UKM. Saat itu, media sosial sedang berkembang dan banyak orang mulai berjualan online. William menyadari masyarakat sudah melihat kesempatan dan kebutuhan belanja online, tapi belum ada platform yang bisa secara aman melayani kebutuhan tersebut.
Dari sinilah William melihat peluang untuk mendirikan sebuah marketplace. Di tahun 2007, petualangan William di dunia startup dimulai. William sadar, membangun bisnis marketplace membutuhkan modal yang tidak sedikit. Saat itu ia juga tidak bisa menjalankan startup dengan dana pribadi, karena ia harus membantu keluarga dan pengobatan ayahnya.
Karena itu, William berusaha mencari dukungan modal. Namun lagi-lagi William menemui kesulitan. Ia tidak mengenal satu pun investor. Satu-satunya orang kaya yang William kenal adalah atasan tempat ia bekerja. Bersama partnernya, Leontinus Alpha Edison, William akhirnya menceritakan ide dan visi mereka kepada sang atasan. Atasan mereka menyambut positif ide tersebut dan mengenalkan mereka dengan teman-teman pemodal.
Dua tahun lamanya William menjajakan ide mereka ke berbagai investor. Sayang, tak ada investor yang yakin pada bisnis marketplace ini, karena belum ada contoh suksesnya di Indonesia. Bahkan, di suatu kesempatan, ia bertemu dengan seorang investor yang berkata, “William, kamu datang membawa mimpi tinggi dari Amerika.
Kamu masih muda dan hidup hanya sekali dan jangan disia-siakan dengan mimpi yang terlalu tinggi. Semua role model yang kamu bawa dari Amerika yang sukses itu dilahirkan spesial dan kamu tidak spesial”.
Opini itu tidak membuat William lantas patah semangat. William justru melihat itu sebagai tantangan. Ia melanjutkan perjuangannya mencari investor. Di tahun 2010, banyak investor luar negeri yang datang ke Indonesia. Namun William gagal untuk meyakinkan mereka karena keterbatasannya dalam berbahasa Inggris. Sampai akhirnya ia bertemu dengan investor dari Jepang yang kemampuan bahasa Inggris-nya juga pas-pasan.
Meski berkomunikasi dengan “telepati”, investor ini bisa memahami visi William. Pertemuan ini menjadi permulaan babak baru perjalanan William dan Tokopedia. William mulai serius belajar bahasa Inggris sambil terus fokus membangun produk yang bisa memudahkan kehidupan banyak orang. Hingga akhirnya ia bisa menarik hati investor lain dan mendapat pendanaan ratusan juta dolar, pendanaan yang menjadikan Tokopedia sebagai raksasa marketplace di Indonesia.
William mampu mewujudkan mimpinya dari nol, begitu juga Anda. Saat ini blog grosir kulakan mengupas William Tanuwijawa founder Tokopedia, tidak menutup kemungkinan tahun depan kami akan mengulas kesuksesan Anda.
Akhirnya William bekerja kantoran sebagai software engineer. Karena situasi keluarganya, William masih harus mencari penghasilan tambahan. Sepulang kerja, William bekerja lepas membangun situs untuk berbagai UKM. Saat itu, media sosial sedang berkembang dan banyak orang mulai berjualan online. William menyadari masyarakat sudah melihat kesempatan dan kebutuhan belanja online, tapi belum ada platform yang bisa secara aman melayani kebutuhan tersebut.
Dari sinilah William melihat peluang untuk mendirikan sebuah marketplace. Di tahun 2007, petualangan William di dunia startup dimulai. William sadar, membangun bisnis marketplace membutuhkan modal yang tidak sedikit. Saat itu ia juga tidak bisa menjalankan startup dengan dana pribadi, karena ia harus membantu keluarga dan pengobatan ayahnya.
Karena itu, William berusaha mencari dukungan modal. Namun lagi-lagi William menemui kesulitan. Ia tidak mengenal satu pun investor. Satu-satunya orang kaya yang William kenal adalah atasan tempat ia bekerja. Bersama partnernya, Leontinus Alpha Edison, William akhirnya menceritakan ide dan visi mereka kepada sang atasan. Atasan mereka menyambut positif ide tersebut dan mengenalkan mereka dengan teman-teman pemodal.
Dua tahun lamanya William menjajakan ide mereka ke berbagai investor. Sayang, tak ada investor yang yakin pada bisnis marketplace ini, karena belum ada contoh suksesnya di Indonesia. Bahkan, di suatu kesempatan, ia bertemu dengan seorang investor yang berkata, “William, kamu datang membawa mimpi tinggi dari Amerika.
Kamu masih muda dan hidup hanya sekali dan jangan disia-siakan dengan mimpi yang terlalu tinggi. Semua role model yang kamu bawa dari Amerika yang sukses itu dilahirkan spesial dan kamu tidak spesial”.
Opini itu tidak membuat William lantas patah semangat. William justru melihat itu sebagai tantangan. Ia melanjutkan perjuangannya mencari investor. Di tahun 2010, banyak investor luar negeri yang datang ke Indonesia. Namun William gagal untuk meyakinkan mereka karena keterbatasannya dalam berbahasa Inggris. Sampai akhirnya ia bertemu dengan investor dari Jepang yang kemampuan bahasa Inggris-nya juga pas-pasan.
Baca Juga : Ini Lho "Dalaman" Kantor Tokopedia, Keren Banget
Meski berkomunikasi dengan “telepati”, investor ini bisa memahami visi William. Pertemuan ini menjadi permulaan babak baru perjalanan William dan Tokopedia. William mulai serius belajar bahasa Inggris sambil terus fokus membangun produk yang bisa memudahkan kehidupan banyak orang. Hingga akhirnya ia bisa menarik hati investor lain dan mendapat pendanaan ratusan juta dolar, pendanaan yang menjadikan Tokopedia sebagai raksasa marketplace di Indonesia.
William mampu mewujudkan mimpinya dari nol, begitu juga Anda. Saat ini blog grosir kulakan mengupas William Tanuwijawa founder Tokopedia, tidak menutup kemungkinan tahun depan kami akan mengulas kesuksesan Anda.