Biomonitoring Pencemaran Udara

Perubahan ambien atmosfer oleh adanya materi pencemar udara akan mampu menghipnotis kehidupan tanaman. Daun pinus jarum dapat dipakai sebagai indikator pencemaran hidrokarbon alifatik. Dengan pemeriksaan memakai Ga Chromatografi (GC) didapatkan bahwa kadar hidrokarbon lebih tinggi pada daun pohon pinus yang berumur bau tanah. 

Tanaman tingkat rendah antara lain lichen Parmalia sulcata mampu selaku indikator pencemaran udara. Dengan demikian maka lichen dapat digunakan selaku biomonitor untuk pencemaran udara. 

Di dalam praktik, lichen mampu pula dipakai untuk pemetaan kawasan yang disangka tercemar oleh emisi yang mengandung bahan pencemaran udara. Dengan kata lain disebutkan biomonitoring yang baik untuk mengenali efek biologi yang negatif balasan dari pencemaran udara. 

Logam berat yang berada di atmosfer mampu dimonitor dengan kandungan logam berat pada lichen dan daun pinus jarum. 

Adanya pencemaran udara yang bersumber dari buangan mesin diesel di lingkungan kerja, ditandai dengan teridentifikasinya Notri Pyrene. Pencemaran udara dalam lingkungan kerja pabrik gelas mengandung bahan yang bersifat genotoksik yang mampu dinilai dengan mutagenic assays, antara lain: tes Ames, konversi gen, dan poinmutasi. 

Pencemaran udara di jalan raya dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh polutan bencene dan hidrokarbon aromatik yang lain perlu dilakukan monitoring biologi. Telah dikembangkan sistem biomonitoring yang lebih baik, sebagai contoh yakni mengecek kadar Pb darah lebih baik dibandingkan dengan penilaian kadar Pb ambien. 



Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal. 104-105).
LihatTutupKomentar