Duduk Perkara – Dilema Budpekerti Dalam Konseling Dan Psikoterapi

Setiap profesi memiliki sebuah instruksi dan tata cara budbahasa. Setiap orang professional dibutuhkan menggunakan evaluasi yang tegas ketika persoalan – persoalan etis timbul dalam pekerjaannnya. Perhimpunan Psikologi Amerika (The American Psychological Association = APA) sudah mengembangkan isyarat – petunjuka dan kriteria – standar adat dalam psikologi. Segenap calon terapis atau konselor mesti mempelajari Ethical Standards of Psychologists yang diterbitkan oleh APA.

APA sudah menyebarkan daftar yang menampung 19 prinsip khusus yang bisa dterapkan pada para konselor dan psikoterapis. Prinsip – prinsip itu menyangkut bidang – bidang selaku berikut:

(1) Tanggung jawab

(2) Kompetensi

(3) Standar – kriteria etika dan hokum

(4) Penggambaran yang salah

(5) Pernyataan – pernyataan di hadapan lazim

(6) Kerahasiaan

(7) Kesejahteraan klien

(8) Hubungan klien terapis

(9) Pelayanan – pelayanan impersonal

(10)Pengumuman pelayanan – pelayanan

(11)Hubungan – korelasi antarprofesi

(12)Pemberian ganjaran

(13)Keamanan tes

(14)Penafsiran tes

(15)Publikasi tes

(16)Kehati – hati meneliti

(17)Kredit publikasi

(18)Tanggung jawab kepada organisasi

(19)Aktivitas – kegiatan penawaran spesial.

Pada lazimnya , tanggung jawab utama terapis yaitu kepada klien, namun terapis mempunyai tanggung jawab – tanggug jawab lain terhadap keluarga klien, terhadap agen yang menunjuknya (member kuasa), kepada profesi, kepada penduduk , dan kepada dirinya sendiri.

Program – acara pendidikan konselor harus menambahkan seminar – seminar mengenai prinsip – prinsip dan praktek – praktek adab. Masalah – problem positif yang menyangkut persoalan – masalah etika mesti menjadi topik – topik untuk dieksplorasi di dalam pelatihan – seminar. Para mahasiswa, selaku pemula, harus mengenalkan betul kriteria – tolok ukur yang dikembangkan oleh APA. Mereka harus peka kepada persoalan – dilema etis yang timbul dalam pengalaman – pengalaman praktikum mereka, kemudian mendiskusikannya. Dalam seminar atau berkonsultasi dengan para pembimbing guna menemukan pertimbangan mengenai faktor – faktor persoalan – problem tersebut. Bagian dari pendidikan konselor ialah pengembangan ketegasan menganggap dan dilema – masalah etika dasar harus diprioritaskan dalam latihan eksklusif.

Perhimpunan Personel dan Bimbingan Amerika sudah berbagi petunjuk untuk praktek – praktek etis dalam konseling. Dalam dasawarsa yang lalu terdapat peningkatan perhatian pada pengembangan persyaratan – persyaratan akhlak untuk menuntun para pempraktek dan kenaikan kesadaran atas peran dan tanggung jawab para konselor dan psikolog dalam perjuangan meringankan penderitaan manusia. Para pempraktek tidak lagi mampu bersembunyi dengan aman di dalam kantor, kecenderungan kini menuntut tindakan sosial oleh para professional pada masalah – kasus ketidakadilan sosial. Perhimpunan – perhimpunan mirip APA, Perhimpunan Psikologi Humanistik dan Akademi Para Psikoterapis Amerika menentukan tanggung jawab etis dari para professional terhadap masyarakat dengan memakai pengaruh mereka secara kolektif dalam menghadapi persoalan – problem sosial berkenaan dengan penindasandan diskriminasi terhadap perempuan dan golongan – golongan minoritas, rasionalisme, penelantaran orang – orang jompo, dan perlakuan – perlakuan tertentu yang tidak manusiawi terhadap anak – anak. Seminar – seminar dan bengkel – bengkel kerja diselenggarakan untuk menghidupkan nurani para professional yang tumpul dan untuk memperluas kesadaran atas tanggung jawab pribadi dari anggota profesi – profesi pemberi derma. Arahnya adalah mendorong para professional untuk secara aktif menerapkan wawasan kecakapan – kecakapan mereka pada penyebab – penyebab ketidakadilan sosial. Sudah seharusnya konselor atau terapis mengenal duduk perkara – dilema tentang penindasan sosial dan politik yang mempunyai pengaruh eksklusif kepada hak – hak asasi insan, dan penting untuk memilih langkah – langkah yang pasti yang akan diambil guna menghasilkan pergantian – pergantian dalam metode. Pendek kata, para konselor menemukan bahwa untuk menghasilkan perubahan individual yang signifikan, mereka tidak bisa membutakan dan menulikan diri terhadap penyakit – penyakit sosial yang sering menunjang penyakit individu, mereka mesti menjadi agen – distributor yang aktif dalam pergeseran sosial yang konstruktif.







Sumber: Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey (Hal 361 – 363)



LihatTutupKomentar