Pencemaran Lingkungan Dan Materi Toksik



1. Pendapat Kinne (1968) wacana pencemar (polutan) yakni ialah hasil aktivasi manusia yang menjadikan imbas negatif meruikan terhadap kesehatan, sumber daya maupun ekosistem.
2. Menurut Bang (1980), pencemaran (polutan) yaitu bab tersebar dari nilai yang tidak tepat dipandang dari data keilmuan.
3. Bahan pencemaran (polutan) berdasarkan Moriarty (1983) yakni suatu bahan yang ada lingkungan dan merupakan hasil kegiatan manusia, yang mempunyai imbas merugikan bab organisme hidup

Ahli ektokikologi sungguh teratik pada nasih dan efek dari materi kimia pencemaran (lutan). Suatu pencemar yakni representasi dari rekayasa insan yang mempunyai ekosistem alami tergolong hilang dan rusaknya habitat organisme. Yang mempengaruhi ekosistem tersebut di antaranya ialah kebisingan, eksploitasi berlebihan, perubahan iklim, dan penyebaran penyakit.

Untuk mengantisipasi efek materi toksik selaku bahan pencemar kepada lingkungan, maka perlu mengawasi jenis kontaminan yang menjadi perhatian termasuk yang konsumsi dan pengguaannya secara luas. Bahan kontaminan yang perlu pengawasan dan menjadi perhatian dunia, di antaranya yakni : 1) Kontaminan organik, 2) kontaminan inorganik, 3) Kontaminan logan, dan 4) Radionuclides

1. Kontaminan Organik
Clorofluorocarbin (CFC), Organoshlorine alkene, Chlorinated Phenol,Produk Cholorinasi, Insektisida organochloride, Insektisida Organophosphal, Insektiida Carbamat, Insektisida Pyrethroid, Herbisida, Dioxine, Polynuclear Aromatik Hydrocarbon (PAH), Petroleum Related Compound.

2. Kontaminan Inorganik.
Gas CO­2, NO2, dan SO2, Nutrien (N dan P), dan Nitrogen Spesies (nitrat, Nitrit, dan Ammonia).

3. Kontaminan Logan.
Aluminium, Arsen, Cadmium, Timbal, Merkuri, Chromium, Tembaga, Nikel, Selenium, dan Seng.

4. Radionucleid
127 Cesium (kontaminan bom atom lewat nuclear fission).
Supaya kita tetap mengenali perilaku dari bahan toksik tersebut di atas, diperlukan pemantauan (monitoring) yang cukup ketat. Ada beberapa alternatif yang digunakan sebagai dasar melakukan monitoring adalah pengambilan, penghilangan, penimbulan, biokumulasi dan bikonsentrasi.

Proses pengambilan, penghilangan dan penimbunan merupakan hal penting dalam memperkirakan akumulasi bahanxenobiotik dalam biota. Sedangkan berkomulasi merupakan akumlasi higienis xenobiotik dari setiap sumber termasuk udara dan fase padatan dalam lingkungan tergolong tanah, sedimen, partikulat halus dan kuliner. Bioakumulasi berbeda dengan biokonsentrasi yakni akumulasi higienis dalam air dan cuma pada organism air.

Bioakumulasi memiliki arti perpindahan berjenjangan (transfer tropic) kontaminan di antara spesies, yang terjadi pada konddisi lipofilik (materi kimia yang terakumulasi dalam lemak) dan berpindah ke tingkat tropik lain.

Gambaran bioakumulasi misalnya adalah: air dan makanan masuk ke tubuh ikan -> ada yang keluar melalui insang -> sebagainya mengalami biotransformasi dan sebagian pula dieliminasi melalui air kencing dan feses. Contoh hubungan antara bioakumulasi dengan tingkat tropic adalah peningkatan kadar merkuri dari zooplankton -> dimakan udang pemansa zooplankton -> udang dimangsa oleh ikan karnivora -> dimangsa ikan trout. Bahan toksik dalam tubuh akan makin besar dengan semakin tingginya tingat tropic dan akan sungguh meningkatkan pada badan insan.







Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 79-80)
LihatTutupKomentar