Kebudayaan juga mensugesti pertumbuhan motorik anak terutama yang berhubungan dengan keaktifan gerak anak. Di suatu rumah sakit di New Mexico, Kluckhorn menyelenggarakan penelitian pada kedua bayi, adalah bayi – bayi Amerika dan bayi – bayi Suku Indian Zuni. Kedua bayi itu dipilih diantara bayi – bayi yang lahir di rumah sakit tersebut yang dinilai sama keaktifan geraknya, yakni semuanya “sungguh aktif”. Dan tahun kemudian dua kelompok bayi yang sungguh aktif ini dibandingkan, dan ternyata kelompok bayi suku Indian Zuni itu kalah aktifnya dengan kalangan bayi Amerika. Khuckhorn menyimpulkan bahwa keaktifan gerak selanjutnya dari bayi – bayi suku Indian Zuni itu dipengaruhi oleh kebudayaan Zuni yang menekankan kekaleman dan pembatasan diri, dan sedikit banyak cara hidup demikian ini sudah disampaikan oleh orang bau tanah semakin mengasuhnya.
Harus kita bedakan disini antara keaktifan gerak dan pertumbuhan gerak. Keaktifan gerak hanyalah semata – mata banyak sedikitnya gerak, sedangkan kemajuan gerak ialah pertumbuhan pengendalian dan koordinasi otot – otot yang diperlakukan untuk menerima kecakapan gerak.
Kalau keaktifan gerak dipengaruhi oleh kebudayaan, sebaliknya perkembangan gerak hamper tidak terpengaruh oleh kebudayaan. Hal ini ditunjukkan oleh Dennis (dikutip dari Yapsir Gandi Wirawan, 1994) pada penelitiannya yang populer pada dua kalangan anak suku Indian Hopi. Kelompok yang satu berisikan bayi – bayi Hopi yang diasuh oleh orang bau tanah mereka seperti cara orang – orang Amerika mengasuhnya, ialah diberi keleluasaan bergerak sepenuhnya. Kelompok yang lain terdiri dari bayi – bayi Hopi yang beberapa saat sesudah lahir dibalut kain erat – bersahabat, seperti gedungan bayi – bayi di Jawa, hingga baik lengan maupunya kakinya sedikit sekali dapat bergerak, dan diikat pada papan kayi kecil sampai mudah dibawa semakin kemari di belakang punggung ibu mereka. Pada tiga bulan pertama gedungan ini dlakukan terus – menerus, kecuali untuk waktu kira – kira sejam sehari, yaitu pada waktu baui itu dimandikan, gedungan itu dilepas. Pada bulan – bulan selanjutnya hingga si bayi berumur enam bulan sampai satu tahun, penggendungan ini masih juga dijalankan.
Beberapa studi lain juga menemukan bahwa rendahnya tingkat rangsangan dan terbatasnya relasi dengan ibu (pengawalan bayi dengan damai) secara perlahan berhubungan dengan perkembangan motorik yang relative lebih lambat di Mexico Selatan, Guatemala dan Jepang (Braselton, Robey & Coller, 1958, Kagen dan Kelin, 1973).
Sumber: PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA. EdisiRevisi. TriaDayakisni. SalisYuniardi (Hal 77 – 78)