Teori Malthus

-Population, when ucheched, increases in a geometric ratio. Subsistence increases only in an arithmetical ratio (Malthus, dalam Hardin, ed., 1964: 17).

Penduduk dunia meningkat dengan sangat pesat. Dua kurun yang kemudian hal ini menyebabkan suatu perdebatan yang sampai sekarang pun belum rampung. Perdebatan tersebut berkisar disekitar kamampuan sumber daya alam untuk menyanggupi kebutuhan kuliner penduduk yang jumlahnya kian berkembangitu. Pada tahun 1798 Thomas Robert Malthus, seorang pendeta Nasrani yang hidup di Inggris menerbitkan suatu esai berjudul An Essay on The Principle of Population. Inti argument Malthus yakni bahwa jumlah penduduk meningkat berdasarkan deretan ukur sedangkan jumlah bahan masakan yang cuma dapat ditingkatkan menurut dere hitung, sehingga perkembangan penduduk bahan masakan hanya mampu ditingkatkan berdasarkan deret hitung, sehingga kemajuan penduduk yang tak terbentdung akan terbentru pada kekurangan penyediaan bahan kuliner. Menurut Malthus, jumlah masyarakattidak dapt melalui daya dukung sumber daya alam karena adanya aneka macam prosedur pencegah. Mekanisme pencegah yang disebutnya “positive cheks” dan terdiri atas perang, kelaparan dan penyakit akan mengembangkan tingkat kematian sedangkah prosedur yang dinamakannya “preventive checks” berupa abortus, pembunuhan bayi dan pengendalian kelahiran dan membatasi tingkat kelahiran. Untuk menghindarkan bencana yang hendak menurunkan mutu hidup insan Malthus merekomendasikan diterapkannya pengendalian adab—budpekerti restraint—berupa penundaan akad nikah dan pembatasan kekerabatan seks (lihat Malthus, 1798).

Teori Malthus ini sudah disangkal banyak sekali pihak. Dikemukakan, antara lain, bahwa Malthus tidak mampu meramalkan akan terjadinya revolusi industry dan revolusi dalam teknologi pertanian yang memungkinkan kenaikan buatan materi makanan yang jauh melampaui peningkatan jumlah penduduk.

Perdebatan antara Malthus dan musuh-lawannya terjadi di kala jumlah penduduk dunia masih berada di bawah 2 miliar. Para masa ini—di abad jumlah ledakan jumlah penduduk (population explosion) menghasilkan penduduk dunia yang pada tahun 2000 jumlahnya melampaui 6 miliar-perdebatan mengenai jumlah masyarakatdan penyediaan bahan makanan ini—yang oleh Horton dan Hunt dinamakan “Doomsday debate”­—berkecamuk lagi (lihat Horton dan Hunt, 1984:431-432).





Sumber: Santoso Sunarto K. (2004) Pengantar sosiologi. (Rev. ed.). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (Hal 168)
LihatTutupKomentar