Terapi Sikap Kontak Mata Anak Kebutuhan Khusus

“Pintu masuk” ke terapi sikap antara lain kontak mata karna anak tidak mungkin belajar jikalau tidak memandang atau menunjukkan perhatian. Untuk menjadikan dan mengembangkan kontak mata mampu diupayakan cara berikut 

· Bangkitkan kontak mata anak dengan memperlihatkan perintah “lihat” bersamaan dengan menempatkan benda-benda yang mempesona perhatiannya setinggi mata terapis. Pilihlah benda yang digemari anak, yang menarik perhatiannya, atau yang diinginkannya. Ambillah dengan segera dan tempatkan setinggi mata anak atau kalau anak senang makan maka seleksilah makanan. Biasanya, anak secara impulsif melihat ke arah benda diberikan perintah “lihat”. Oleh alasannya itu, terapis harus cepat memberikan perintah “lihat” sebelum anak menyaksikan karena Anda sedang melatih kontak mata atas perintah (on request) bukan kontak mata impulsif. Jika naka belum memandang terapis, mungkin perlu perlindungan dengan memegang dagunya secara ringan atau kuat, atua jika perlu menolehkan kepalanya. Pada awal-awal latihan, begitu anak memandang terapis meski sekilas, secepatnya berikan benda yang dipegang, namun pemberiannya ke arah mata anak sehingga diperlukan kontak mata dapat berjalan terus selama pemberian. Yang perlu diamati, yakinkan anak menyaksikan ke mata terapis bukannya dipegang sedekat-dekatnya ke mata terapis dan cukup jauh jaraknya dengan mata anak (sekitar 1-2 meter). Usahakan mata anak dan terapis sama tinggi, jika perlu terapis berlutut. Lakukan cara tadi berulang-ulang selama beberapa hari hingga terapis yakin anak sudah melaksanakan kontak mata on request dan saatnya untuk melaksanakan peningkatakan kontak mata. Caranya, jikalau sebelumnya tunjangan benda diberikan segera dan cepat terhadap anak maka kini terapis memberikannya dengan gerakan lambat (slow motion) dan kian lambat pada tempo dua detik sesudah kode, terapis menoleh ke arah lain sekitar lima detik, kemudian ulangi lagi kode dengan memberi pancingan benda-benda, mirip cara nomor satu di atas. 

· Halangan persepsi anak dengan tampang terapis supaya terjadi kontak mata, sambil mengatakan “lihat”, dikerjakan ketika anak duduk atau berbaringan. Kemungkinan besar anak akan memalingkan muka, karena itu tampang terapis bergerak ke sana ke mari untuk terus menghalangi persepsi mata anak dan mengadakan kontak mata terus-menerus. Pada ketika itu, terapis juga terus menerus menghadiahkan paras dan suara menggembirakan pada anak. 









Sumber: Danuatmaja B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi.(Hal. 33-36)
LihatTutupKomentar