Korelasi Takaran TanggapanDalam Praktik

1.  - Sukar untuk mengkalkulasikan takaran bergotong-royong (real dose) dan paparan stress agent yang menyebabkan kerusakan pada critical site.

2. Dosis pada critical site yang terpapar oleh depresi agent mampu dipakai sebagai indicator dose, yang dapat dilihat pada:


  • Darah dan Urine (depresi level dose)
  • Dosis lingkungan luar (external environment dose) dan validitas pengaruhnya terhadap hubungan antara depresi level dose dan real dose masih dipertanyakan.

3. External Stress Agents yang masuk ke dalam portal of entry (kulit, susukan pencernaan dan kanal pernapasan) efek yang ditimbulkan tergantung pada sifat fisik dan kimia depresi agent.

4. Secara umum takaran lingkungan luar akan masuk melalui portal of entry dan menjadikan takaran tertentu seabgai effective dose pada critical site, akan tergantung pada:

  • Jalur yang dilalui (parhway)
  • Transportasi
  • Keseimbangan dalam penyimpanan pada critical organ.
  • Dalam praktiknya sebuah external tertekan agent (gas) akan masuk ke dalam paru, tergantung terhadap:
  • Kelarutan gas dalam darah (solubility of gas in blood)
  • Kualitas penyediaan darah pada berabgai organ/jaringan (the quality of blood supply to varius organ/tissue).
  • Keseimbangan di dalam critical organ.

5. External Stress Agents akan masuk ke portal of entry:

Kulit: secara kuantitas akan lebih banyak dengan cara pengutamaan. Saluran Pencernaan Makan: Kelarutan tertekan agent pada saluran pencernaan makan lebih besar dibandingkan dengan di paru.

Saluran Pernapasan: Masuk stress agent paling efektif, alasannya interfacial area yang luas.

Membran alveoli yang memisahkan darah dan udara sungguh tipis, sehingga kelarutan lebih kecil daripada di kanal pencenaan kuliner. Keterbatasan pengambilan gas dan partikel secarainhalasi oleh akses pernapasan, mempunyai keterbatasan oleh sebab aspek sebagai berikut:

a. Letak penolakan toksikan

b. Prosentase penolakan tergantung pada perbedaan kapasitas perubahan gas pada kedalaman tertentu.

c. kelarutan (solubility) gas dalam cairan tubuh

d. dimensi anatomis dari akses cairan badan.

e. Dimensi aerodinamis dari susukan pernapasan

f. Perbedaan uptake rate.

g. Perbedaan retensi partikel di terusan pernapasan





Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 37-38).



LihatTutupKomentar