- Sebagaimana halnya dengan buku cerita untuk kanak-kanak dan cukup umur serta buku pelajaran di sekolah, maka media massa pun sangat berperan dalam sosialisasi gender, baik melalui pemberitaannya, dongeng fiksi yang dimuatnya, maupun melalui iklan yang dipasang di dalamnya. Media massa, baik media cetak maupun elektronika, sering memuat iklan yang menunjang stereotip gender (gender-stereotyped advertising). Iklan yang mengiklankan aneka macam produk keperluan rumah tangga mirip zat pembersih lantai, pembasmi serangga, sabun cuci, tapai gigi, bumbu masak, minyak goring, bakmi cepat saji, misalnya, cenderung menampilkan perempuan dalam produk mewah yang ialah symbol status dan kesuksesan di bidang pekerjaan cenderung menampilkan versi pria. Meskipun iklan yang memperlihatkan perempuan di ranah pubulik berjumlah banyak, tetapi iklan demikian sering menekankan pada jenis pekeraan yang condong diperankan oleh perempuan dan menempati posisi rendah dalam organisasi, seperti misalnya tugas sebagia resepsionis, pramugati, sekretaris, atau kasir dan bukan pada jabatan berstatus tinggi mirip misalnya presiden eksekutif bank atau kapten penerbang.
Gerakan sosial kaum wanita untuk memperjuangkan persamaan gender sudah mulai menenteng efek pada dunia periklanan. Berbagai iklan di media massa kini telah mulai menampilan kepekaan dengan jalan menyingkir dari stereotype gender dan menonolkan persamaan peran gender. Meskipun demikian, gerakan tersebut hingga kini masih belum mampu menanggulangi praktik pemuatan iklan yang mengandung stereotype gender.
Sumber: Sunarto K. (2004) Pengantar sosiologi. (Rev. ed.). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Hal 113)